Jakarta, Aktual.com – Belasan warga disebut Hakekok Balakasuta di Pandeglang, Banten meresahkan.

Para ulama dan kiai telah lama membina para pengikut aliran menyimpang ini, namun kembali kambuh.

“Memang aliran hakekok itu sudah lama adanya. Sudah Dibina oleh MUI dan kiyai setempat. Udah baik dan kondusif, dan sekarang malah kumat lagi secara sembunyi-bunyi,” jelas Ketua MUI Pandeglang KH Tubagus Hamdi Maani, Kamis (11/3).

Para pengikut melakukan ritual mandi bareng tidak menggunakan pakaian merupakan kegiatan sangat menyimpang.

“Ya, memang sudah menyimpang. Kami sangat menyayangkan,” kata Tubagus.

Tubagus menegaskan, MUI akan melakukan tindakan persuasif bersama jajaran terkait untuk memberikan pembinaan terhadap para kelompok tersebut.

“Nanti kami kerja sama dengan Bakorpakem (Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat), karena kasus itu menjadi tugas bersama,” terangnya.

Pemerintah Kabupaten Pandeglang menunggu fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait aliran Balakasuta.

“Sambil kita menunggu juga fatwa atau pendapat dari MUI Kabupaten Pandeglang secara tertulis nanti hasilnya seperti apa. Sementara 16 orang tersebut kami amankan melalui Kapolres,” kata Bupati Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita dikutip dari tayangan Live Program Kompas Petang, Kompas TV, Jumat (12/3).

Irna prihatin dengan kondisi warganya yang mengikuti aliran sesat Hakekok Balakasuta tersebut.

“Kami merasa prihatin sekali karena warga kami, ya karena tadi pemahamannya kurang, pendidikan juga minim, dan juga berharap kehidupannya layak,” ujar Irna.

Penyebab lain, tambah Irma, adalah kurangnya pengetahuan agama dan ingin hidup layak menjadi pemicu masyarakatnya ikut terlibat dalam aliran sesat tersebut.

“Sehingga kami juga mengira pemahaman terhadap keagamaannya juga kurang sehingga mudah diperdaya. Mudah untuk tertipu tadi melaksanakan ritual hal-hal yang menyimpang tersebut,” tutup Irma.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i