Jakarta, Aktual.com- Ekonom Ichsanuddin Noersy meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikap negarawan dan tidak melakukan kebijakan pembelaan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok baik secara politis maupun mempengaruhi penegakan hukum.

Hal ini guna menjaga stabilitas nasional dari kekecewaan umat Islam yang telah merasa agamanya dinistakan oleh Ahok.

Noersy menegaskan adanya ancaman umat Islam untuk menarik dana dari perbankan sebagai wujud protes kepada Ahok, merupakan perkara yang sangat serius bagi keuangan negara serta tekanan telak bagi ekonomi dan politik.

“Ancaman umat Islam menari uangnya dari perbankkan dengan jumlahnya Rp2.655 merupakan perkara yang sangat serius. Umpama 20 persen saja ditarik, itu sekitar Rp400 triliun, itu sudah menimbukan goncangan. Jadi kalau Jokowi tetap bertahan membela Ahok, maka dia akan terkena ekonomi risk,” kata Noersy, Kamis (17/11).

Kemudian dia melihat kondisi pasar saat ini semakin tak menentu. Rupiah akan terus tertekan karena pasar masih meninjau hingga aksi tanggal 25 November yang akan digelar oleh umat Islam.

“Saya terus terang, saya merasa kuatir, saya juga meliha kegelisahan mendalam dirasakan teman-teman di industri keuangan,” tambahnya.

Dia sendiri melihat aksi umat Islam itu merupakan perlawanan uang terhadap uang dalam dunia demokrasi. Jika pihak lain katanya, menggunakan uang dengan cara melakukan sogok untuk mempengaruhi pemerintah dan kebijakan. Umat Islam melawan dengan menarik uangnya sendiri dari perbankan.

“Itu indikator bahwa uang dilawan dengan uang, kalau demokrasi korporasi uang sangan menetukan, maka dengan umat Islam mengancam menarik uang, maka itu uang lawan uang namanya. Cuma kalau pihak lain melakukan dengan cara negatif denga penyuapan, untuk pengatur suara, kebijakan dan pemerintahan, tapi umat Islam dengan menarik uangnya,” pungkas Noersy.

*Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh: