Gunting pita oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi didampingi Wakil Gubernur Pekanbaru, Edy Nasution serta Walikota Pekanbaru, Firdaus dan Ketua Koperasi RTBS, Irfan Kasogi sebagai seremoni panen jagung dilahan pertanian yang dikelola oleh Koperasi Tani Berkah Sejahtera (RTBS) di kawasan Agrowisata, Pekanbaru, Riau, Senin (21/6) siang. Foto: Warnoto/Aktual.com
Gunting pita oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi didampingi Wakil Gubernur Pekanbaru, Edy Nasution serta Walikota Pekanbaru, Firdaus dan Ketua Koperasi RTBS, Irfan Kasogi sebagai seremoni panen jagung dilahan pertanian yang dikelola oleh Koperasi Tani Berkah Sejahtera (RTBS) di kawasan Agrowisata, Pekanbaru, Riau, Senin (21/6) siang. Foto: Warnoto/Aktual.com

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi mengatakan stok jagung lokal pada pekan kedua September 2021 mengalami surplus hingga 2,37 ton. Meskipun stok jagung tersebut masih mengalami defisit di beberapa daerah, seperti Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta.

Hal ini ia ungkapkan dalam agenda rapat kerja (raker) bersama Komisi IV DPR RI dalam rangka membahas penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) tahun 2022 sesuai dengan pembahasan Badan Anggaran pada Senin (20/9) kemarin.

“Selain jagung yang mengalami surplus, stok beras juga diperkirakan mencapai 7,62 juta ton, cabai besar 16 ribu ton, cabai rawit 17 ribu ton dan bawang merah 35 ribu ton,” ujarnya.

Harvick merinci sebanyak 744,250 ton berada di pengepul, sebanyak 95,006 ton berada di grosir, sebanyak 423,427 ton di agen, dan 29 ton berada di distributor, dan 288,305 ton di pedagang eceran.

Sementara komoditas lainnya dalam kondisi surplus dan aman.

“Cuma memang kita harus coba bagaimana membuat situasi ini stabil dan kondusif. Inilah kita perlu dukungan sama-sama juga dari kawan-kawan komisi IV untuk mengingatkan para pengusaha-pengusaha pakan kita,” tutur bendahara PBNU ini.

Demi menjaga ketersediaan pangan di seluruh provinsi, kementan akan membantu stimulus transportasi pengiriman produk pertanian dari wilayah surplus ke wilayah defisit.

“Selain itu, Kementerian Pertanian mengaktifkan Toko Tani Indonesia (TTI) di berbagai wilayah untuk membantu pemasaran produk pertanian yang dihasilkan oleh petani,” tambah Havick.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi