Cawagub DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, saat menemui warga di jalan Bangka, Jakarta, Selasa (15/11/2016). Meski sempat mendapat penolakan dari sekelompok orang, namun Djarot tetap melakukan blusukan untuk menyerap aspirasi warga.

Jakarta, Aktual.com – Massa demontrans yang menolak kedatangan Cawagub Djarot Saiful Hidayat di Pela Mampang, Jakarta Selatan dilawan oleh warga setempat bahkan hampir terjadi kericuhan. Pasalnya warga RW 13 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan tak terima kalau kampungnya dikotori oleh sejumlah oknum.

Dari semua warga yang ditemui, tak ada satu pun yang mengakui massa adalah warga sekitar. Pendemo sendiri sebelumnya mengklaim bahwa mereka adalah mahasiswa.
“Itu pendemo cuma mau bikin geger aja di sini, sampai gemeteran kami. Bukan warga sini pokoknya,” kata Sunarti, warga RT 08.

Sebelumnya pendemo sendiri memulai aksi unjuk rasa di Jalan Bangka Raya dan menghadang Djarot yang dijadwalkan ke Pasar Bangka. Mereka kemudian bergerak ke Jalan Pondok Karya IX karena Djarot tengah blusukan ke permukiman warga.

“Dasar provokator, di sini tuh aman. Tamu itu rejeki jangan ditolak,” ujar salah satu warga lainnya.

Warga lainnya, Dede, meyakini pendemo adalah massa bayaran. Ia menyebut setelah pendemo tak berhasil menghadang Djarot, mereka langsung pergi begitu saja.

“Pokoknya itu bukan warga sini, itu warga nasi bungkus,” ujar Dede.

Adapun Kapolsek Mampang Prapatan Kompol M Syafi’i mengatakan dugaan sementara, massa pendemo memang bukan warga sekitar.
“Menghadang aja karena disinyalir diduga itu bukan warga dari sini. Buktinya ada tandingannya,” ujar Syafi’i.

Blusukan Djarot di Pela Mampang disambut baik oleh warga. Pendemo sempat berupaya menghadang Djarot namun digagalkan oleh personel kepolisian dan warga. Djarot tetap mengunjungi rute yang sempat dilalui pendemo.

“Saya ini petahana. Datang ke warga bukan hanya sekedar berkampanye. Tapi saya ingin memastikan apakah berbagai program yang sudah saya gulirkan dengan pak Ahok dirasakan atau tidak oleh masyarakat,” ucap Djarot.

Lebih lanjut mantan Walikota Blitar ini menyatakan dari fakta di lapangan warga yang menolak bukanlah warga setempat.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid