Jakarta, Aktual.co — Hampir 80 persen dari warga perkotaan pernah mengalami gangguan muskuloskeletal (otot, tulang, dan sendi, red). Gangguan ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dari derajat yang ringan hingga yang berat dan berpotensi menyebabkan hilangnya produktivitas bahkan kecacatan (atau kelumpuhan).

Namun demikian, pengetahuan masyarakat tentang keberadaan rehabilitasi muskuloskeletal sebagai pintu utama untuk mencegah dampak buruk dari gangguan muskuloskeletal masih sangat minim.

Rehabilitasi muskuloskeletal adalah bagian disiplin ilmu rehabilitasi medik yang fokus terhadap penanganan pasien muskuloskeletal secara holistic (menyeluruh) dan non-operatif.

Selain melakukan tindakan kedokteran secara umum seperti pemberian obat dan injeksi, rehabilitasi muskuloskeletal juga memberikan analisa biomekanik. Selain itu juga, mengedukasi postur dan aktivitas sehari-hari, modalitas fisik, latihan fisik, alat bantu biomekanik, dan sebagainya.

Di dalam kesempatan yang sama, dr. Ferius Soewito, SpKFR, QWP ,  ahli rehabilitasi musculoskeletal dari Klinik Flex Free menjelaskan, bahwa keluhan pada sistim musculoskeletal merupakan keluhan yang timbul di bagian-bagian otot rangka seseorang mulai dari keluhan ringan hingga berat (sangat sakit).

“Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam kurun waktu yang lama, berpotensi menyebabkan kerusakan pada sendi, ligamen atau tendon. Gangguan ini disebabkan faktor aktifitas berlebihan, cedera olah raga, trauma, postur yang kurang baik, pekerjaan berulang-ulang dengan posisi tubuh yang tidak tepat, stres, pemakaian sendi berlebihan, faktor genetik,penyakit rematik dan masih banyak sebab lainnya, ” terangnya, ditemui di Hotel Akmani, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/6).

Sementara itu, seseorang yang mengalami gangguan atau penyakit pada sistem muskuloskeletal akan mengalami keluhan nyeri, bengkak, kekakuan, kelemahan dan kelumpuhan otot, dan segala sesuatu yang menghambat aktivitas si penderita.

“Jadi melalui rehabilitasi medik berupaya untuk mengembalikan fungsional sistem tubuh penderita. Terkadang orang mengonsumsi obat penghilang sakit tetapi fungsi alat gerak tubuhnya tidak kembali pada kondisi yang optimal.”

“Disinilah intervensi rehab medik di awal penyakit dapat mengurangi dampak buruk dengan holistic approach to management pain, yang tidak hanya mengatasi nyeri yang diderita tetapi mengembalikan kondisi tubuh terutama alat gerak lebih optimal,  katanya lagi.

Artikel ini ditulis oleh: