Selain pertunjukan wayang di siang hari, grup Behind the Actor juga mengisi acara jam session untuk pengunjung dewasa itu.

Oos Koswara menampilkan tari topeng yang menggambarkan tiga karakter; kelahiran, kehidupan dan kematangan hidup. Koreografer yang sudah mendapat gelar master ini juga menampilkan “Ritual Dance” yang memberi suasana magis, dimana dua penonton dipersilahkan maju ke depan secara bergantian.

Oos dengan khusyuk menari sambil meramal situasi dan isi pikiran yang sedang dihadapi kedua penonton itu. Sementara penonton lain tegang menyaksikannya sambil menunggu apa gerangan yang akan dikatakan Oos.

Dalam acara jam session ini, organisasi Swedish-Indonesia Bagus atau Svensk-Indonesia Bagusforeningen mendapat kesempatan menampilkan tiga tarian Betawi, yakni Tari Topeng Betawi, Tari Nandak Ganjen dan Tari Ondel-Ondel.

Untuk memberi suasana Indonesia, organisasi Swedish-Indonesia Bagus juga menampilkan kulinari Indonesia berupa: lumpia, mie goreng, dan asinan Jakarta yang mendapat pujian dari pengunjung Swedia. “Luar biasa. Luar biasa,” kata Staffan Bjorklund, pemilik teater dan penyelenggara acara dengan gembira. Pria berusia 72 tahun yang juga sudah membuat pertunjukan di Bandung ini sangat terkesan dengan penampilan seni Indonesia dan juga kulinari Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid