Jenewa, Aktual.com – Wabah baru Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC), telah menimbulkan resiko tinggi pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun regional, meskipun resikonya masih dipandang rendah di tingkat global, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada 1 Agustus, Pemerintah DRC mengumumkan hasil awal laboratorium telah menunjukkan gugusan kasus virus Ebola di Provinsi North Kivu, bagian timur-laut negeri tersebut. Kondisi itu muncul lebih dari satu pekan setelah Kementerian Kesehatan mengumumkan berakhirnya wabah Ebola di Provinsi Equateur di bagian barat-jauh negeri tersebut.

Karena Provinsi North Kivu berbatasan dengan Rwanda dan Uganda, potensi faktor resiko bagi penyebaran Penyakit Virus Ebola (EVD) di tingkat nasional dan regional meliputi hubungan transportasi antara daerah yang terpengaruh, bagian lain negeri itu, dan negara tetangga, kata WHO.

Sementara itu, karena wabah tersebut mempengaruhi wilayah yang telah menampung lebih dari satu juta orang yang kehilangan rumah dan negeri tersebut secara berbarengan mengalami beberapa wabah dan krisis kemanusiaan jangka panjang, kondisi keamanan di North Kivu menghalangi pelaksanaan kegiatan reaksi, tambah WHO. Jadi, mengumumkan bahwa resiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh Ebola dipandang tinggi di tingkat nasional serta regional dan rendah di tingkat global.

“Menurut data terakhir WHO, hingga 3 Agustus, sebanyak 43 kasus penyakit virus Ebola, termasuk 13 yang dikonfirmasi dan 30 kemungkinan, telah dilaporkan, dan 33 di antara mereka meninggal,” demikian laporan Xinhua-yang dipantau di Jakarta, Senin (6/8) malam.

Sebanyak 33 kasus dugaan lagi saat ini menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengkonfirmasi atau menepis penyakit virus Ebola. Tiga pekerja perawat kesehatan telah terpengaruh, dua di antara mereka meninggal.

WHO juga mengatakan bahwa saat ini tak ada bukti yang menunjukkan bahwa peristiwa baru Ebola berkaitan dengan dengan wabah saat ini di Provinsi Equateur, yang berada sekitar 2.500 kilometer dari wabah terakhir.

Di tengah penyelidikan yang masih berlangsung, WHO menyarankan bahwa negara dan provinsi tetangga meningkatkan kegiatan pengawasan dan persiapan, tapi organisasi dunia itu juga menyarankan agar tak ada pembatasan perjalanan dan perdagangan ke DRC. Pada saat ini, tindakan dilakukan guna memantau langkah perjalanan manusia dan perdagangan berkaitan dengan peristiwa tersebut.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: