BMKG (Istimewa)

Cilacap, Aktual.com – Wilayah Jawa Tengah bagian selatan, seperti sebagian Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Kebumen diprakirakan telah memasuki masa transisi dari musim kemarau menuju musim hujan, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo.

“Wilayah Jateng selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, diprakirakan memasuki musim hujan pada akhir bulan Oktober. Sementara dari dinamikanya, saat ini diprakirakan telah memasuki awal masa transisi,” katanya di Cilacap, Jumat (7/9).

Menurut dia, hal itu terlihat dari pola arah hembusan angin yang mulai bervariasi meskipun angin timuran masih dominan dan suhu udara pada bulan September sudah mulai terasa hangat atau tidak sedingin pada bulan Agustus.

Terkait dengan kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir yang cenderung mendung dan kadang terjadi hujan ringan, dia mengatakan hal itu terjadi karena faktor kelembaban yang tinggi.

“Pada bulan September memang diprakirakan sudah ada curah hujan, tetapi prediksi curah hujannya belum melewati batas musim hujan,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, suatu wilayah dapat dikatakan telah memasuki musim hujan jika curah hujannya lebih dari 150 milimeter bulan.

Menurut dia, curah hujan yang terjadi pada bulan September belum merata dan bersifat sporadis serta intensitasnya masih ringan.

“Oleh sebab itu, saat sekarang lebih cocok jika dikatakan masuk dalam kategori masa transisi atau peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan,” katanya.

Lebih lanjut, Teguh mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya petir dan angin puting beliung atau langkisau yang berpotensi terjadi pada masa transisi, terutama pada akhir bulan September hingga Oktober.

Selain itu, kata dia, warga yang bermukim di daerah rawan longsor diimbau untuk segera menutup retakan-retakan pada tanah yang mengering akibat kemarau agar tidak kemasukan air hujan sehingga dapat mengakibatkan longsor.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan