Jakarta, Aktual.com —  Di tengah kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah seiring mulai berkurangnya aksi beli pelaku pasar sehari sebelum akhir pekan, laju pasar obligasi di akhir pekan justru mampu kembali mengalami kenaikan dan menunjukan eksistensinya dengan tetap bertahan di zona hijaunya.

Analis NH Korindo Securities Indonesia menilai penguatan laju pasar obligasi pun terbantukan dengan imbas kenaikan pasar obligasi global setelah terpengaruh sentimen dari rilis membaiknya klaim penganguran AS, naiknya harga minyak mentah dunia, dan rapat FOMC yang mengindikasikan The Fed masih cenderung bersikap dovish untuk tetap mempertahankan suku bunga rendahnya.

Mata uang Rupiah turut membantu pasar obligasi untuk dapat bertahan positif seiring lajunya yang terus menunjukan tren penguatan. Kondisi ini pun terefleksi pada indeks harga obligasi yang cenderung berbalik menguat.

“Pada obligasi pemerintah, laju yield cenderung mengalami penurunan dimana tenor jangka panjang kali ini memimpin penurunan. Pergerakan yield untuk masing-masing tenor rata-rata ialah untuk pendek (1-4 tahun) rata-rata masih mengalami penurunan yield -1,47 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik sebesar 0,55 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun  -1,56 bps,” ujar  Head of Research, NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam risetnya, Senin (12/10).

FR0070 yang memiliki waktu jatuh tempo ±9 tahun dengan harga 99,20% dan yield 8,51% atau turun -33,47 bps dari sehari sebelumnya di harga 97,25% dan yield 8,84%. Untuk FR0071 yang memiliki waktu jatuh tempo ±14 tahun dengan harga 102,12% dan yield 8,73% atau turun -26,09 bps dari sehari sebelumnya di harga 100,08% dan yield 8,98%.

“Laju obligasi korporasi, memperlihatkan perubahan yield yang mulai memperlihatkan kecenderungan kembali turun seiring kembalinya aksi beli yang terjadi. Untuk yield pada rating BBB dengan tenor 9-10 tahun turun ke kisaran 14,60%-14,65% dan pada rating AA turun ke kisaran 11,30%-11,35%,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka