Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra hendak menerima tim relawan Gatot Nurmantyo di Kantor DPP PBB, Jakarta Selatan, Senin (9/4).

Aktual.com – Partai Bulan Bintang (PBB) mengaku masih menghitung tentang kemungkinan munculnya poros ketiga terkait pengusungan Calon Presiden (Capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti.

Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra menyatakan, hal ini membuatnya juga masih menimbang secara cermat untuk mengusung capres.

“Kemungkinan itu (poros ketiga) selalu ada dan faktor yang menentukan adalah keputusan Pak Prabowo sendiri,” kata Yusril di kantor DPP PBB, Jakarta Selatan, Senin (9/4).

Meskipun belum mendeklarasikan diri sebagai Capres hingga kini, namun kekuatan Prabowo dikatakan oleh Yusril tidak dapat dipandang remeh.

Jika Prabowo memilih untuk mengurungkan niatnya sebagai presiden, maka poros ketiga akan sulit terwujud.

“Kalau Pak Prabowo tidak jadi mencalonkan, mungkin tidak ada poros ketiga. Mungkin hanya ada dua poros. Tapi kalau misalkan Prabowo tetap maju, kemungkinan poros ketiga itu ada,” lanjut Yusril.

Jika hal itu terjadi, tambah Yusril, maka perdebatan yang muncul adalah siapa sosok yang memiliki elektabilitas yang mumpuni untuk menggantikan Prabowo.

Ia berpendapat bahwa capres alternatif ini nantinya akan tetap diusung oleh Gerindra. Menurutnya, partai ini berada dalam posisi yang membuat mereka dapat mengusung siapa pun.

Di sisi lain, sebagai negara yang menganut asas demokrasi, ada baiknya pilpres 2019 dilangsungkan lebih dari satu calon.

“Idealnya sih lebih dari satu pasang, bisa dua pasang, maksimun tiga pasang. Tergantung dari formasi kekuatan politik,” tandasnya.

Sebaliknya, jika Prabowo mendeklarasikan diri sebagai Capres, Yusril memprediksi adanya satu pihak yang kemungkinan besar tidak akan bergabung di dalamnya, yaitu Partai Demokrat.

Mantan Mensesneg ini meramalkan, Demokrat akan lebih memilih untuk merapat ke PDI Perjuangan, alih-alih memilih Gerindra sebagai partner dalam Pilpres 2019 jika Prabowo maju sebagai Capres.

“Kalau sekiranya Prabowo maju, maka Pak Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan ke pihak sana (Gerindra), tapi ke kubu lainnya. Itu perkiraan saya, bisa saja salah,” jelasnya.

Namun Yusril meyakini bahwa Prabowo akan tetap mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia periode 2019-2024 karena menurutnya tahun depan merupakan kesempatan terakhir Prabowo untuk maju kontestasi Pilpres 2019.

“Kalau maju atau tidaknya dia tergantung subyektif Pak Prabowo, kita hormati keputusan beliau. Tapi bisa jadi 2019 merupakan kesempatan terakhir beliau maju di Pilpres 2019 karena bila menunggu lima tahun mendatang dari segi usia berat untuk mengemban tugas sebagai presiden,” kata Yusril.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan