Jakarta, Aktual.com —  Sebanyak 20 orang pelajar dari keluarga kurang mampu di Sumatera Selatan berkesempatan mengikuti pendidikan di Institut Teknologi Nanjing, Tiongkok, setelah terpilih masuk program kuliah gratis pemerintah provinsi pada tahun akademik 2015-2016. Pelajar itu diproyeksikan ke perguruan tinggi ternama di Tiongkok tersebut karena program studi yang dikehendaki belum tersedia di Indonesia.

“Di Indonesia belum ada program studi yang khusus mempelajari monorel, tenik kesehatan, perminyakan, perkeretaapian, pelabuhan, dan lainnya. Sehingga pemprov bersedia mengirimkan pelajar-pelajarnya ke luar negeri,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Widodo di Palembang, Sabtu (22/8).

Ia menerangkan, program studi tersebut menjadi perioritas karena pemprov memperkirakan SDM-nya akan sangat dibutuhkan Sumsel pada lima hingga 10 tahun ke depan seiring dengan perkembangan daerah.

“Harapannya, putra daerah sendiri yang nantinya membangun dan bekerja untuk Sumsel. Memang tidak ada suatu kontrak harus bekerja, atau pemprov menjanjikan pekerjaan kepada mereka, tapi terlalu naif jika Sumsel harus memilih orang luar jika ada putera daerah sendiri,” kata dia.

Ia melanjutkan, tak hanya ke Nanjing, pemprov juga telah membuat nota kesepahaman dengan universitas ternama di Korea Selatan.

“Untuk tahap awal, pemprov sudah menjalin kerja sama dengan sembilan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, seperti Unsri, UIN Raden Fatah, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Yogyakarta. Ke depan, akan ditambah lagi di sesuaikan dengan kebutuhan,” kata dia.

Ia mengemukakan, pada tahun pertama program kuliah gratis ini, sebanyak 2.000 pelajar akan dibantu uang kuliah (Uang Kuliah Tunggal) dalam menyelesaikan pendidikan strata satu dengan masa kuliah selama empat tahun.

“Semua tergantung APBD, jika bertambah maka tahun depan akan lebih dari 2.000, karena diperkirakan ada sekitar 7.000 orang pelajar dari 110 ribu lulusan SMA/SMK yang tidak mampu setiap tahun,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka