Malang, Aktual.co – Selama musim kemarau ini setidaknya sekitar dua ribu hektar di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) terbakar. Kepala BBTNBTS Ayu Dewi Utari menerangkan, kebakaran lahan savana dan tanaman lebih banyak karena faktor manusia.

‎”Api juga membakar vegetasi di hutan sekitar savana,” ujar Kepala BBTN BTS, Ayu Dewi Utari, Jumat (7/11).

‎Ulah pengunjung Bromo yang sering kali membuang putung rokok sembarangan serta warga sekitar yang membuat perapian adalah dua penyebab utama terbakarnya lahan tersebut. 

‎”Api akhirnya hingga merembet membakar padang savana, banyak vegetasi seperti cemara gunung, akasia semak belukar yang terbakar,” tuturnya.

‎Pemadaman dilakukan bergotong royong bersama petugas jagawana dengan masyarakat sekitar hutan. Mereka memadamkan api dengan aneka jenis alat pemadam kebakaran tradisional.

‎Kebakaran ini setidaknya telah menyebabkan kerugian secara ekologis. Lahan savana yang membentang seluas 2 ribu hektare ini di huni aneka jenis tanaman pionir seperti pakis, alang-alang (Imperata cylindrica), melelo (Styphelia javanica), dan adas (foeniculum vulgare), dimana tanaman tersebut menjadi pakan bagi aneka jenis serangga dan sarang burung apung tanah dari marga Anthus. 

‎”Serangga, tanaman pionir ikut terbakar,” tuturnya.

‎Tanaman tersebut, lanjut Toni menjadi habitat tikus tanah, jelarang dan luwak, sehingga jika lajan tersebut terbakar, satwa tersebut kehilangan habitat dan pakan.

‎”Dampaknya, tikus tanah juga menjadi pakan burung predator seperti elang, alap-alap dan burung hantu,” urainya.

‎Selain itu terbakarnya tempat yang menjadi habitat burung seperti cici padi (Zitting cisticola), kipasan (Rhipidura javanica) dan apung tanah juga bakal bermigrasi ke tempat lain. ‎Pasalnya, saat ini beberapa jenis serangga yang menjadi pakan hilang. Akibtanya, aneka jenis burung tersebut sulit ditemui.

‎”Di duga mereka telah berpindah ke tempat lain yang memiliki pakan melimpah,” tambahnya.

‎Seperti diketahui, Gunung Bromo dikenal eksotik, dimana kawasan ini memiliki luas sekitar 5.250 hektare. Sekitar 1.000 hektare berupa lautan pasir dan 1.500 hektare merupakan padang rumput savana. Sedangkan 2.750 hektare sisanya merupakan lahan yang ditanami cemara gunung (Casuarina junghuniana) dan akasia.