Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla direncanakan menghadiri acara haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada 26 Desember 2015 mendatang.

“Kami sudah konfirmasi dan Wapres memastikan diri akan hadir di acara haul Gus Dur di Jombang,” kata Pengurus PP Tebuireng Jombang, Lukman saat dikonfirmasi di Jombang, Selasa (22/12).

Ia mengatakan, persiapan untuk acara haul Presiden ke-4 RI Gus Dur di PP Tebuireng, Kabupaten Jombang sudah maksimal. Selain memastikan kegiatan, panitia juga sudah menyusun jadwal untuk tamu undangan yang akan hadir.

Lukman mengatakan sejumlah menteri direncanakan juga akan mendampingi Wapres JK saat menghadiri haul di PP Tebuireng, Jombang. Menteri itu di antaranya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Selain menteri, sejumlah ulama juga memastikan hadir di antaranya Pengasuh PP Al-Anwar Sarang Rembang KH Maimun Zubair, KH Jamaluddin Ahmad, dan sejumlah kiai lainnya. Jajaran pejabat tingkat provinsi juga dipastikan hadir seperti Gubernur Jatim, Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim, dan sejumlah tokoh lainnya.

Untuk keluarga Gus Dur, Lukman mengatakan sampai saat ini istri Gus Dur, Ibu Sinta Nuriyah Wahid belum memastikan hadir. Hal itu disebabkan di Jakarta juga ada acara serupa haul Gus Dur.

“Kemungkinan putri beliua yang hadir, sebab di Jakarta juga ada acara haul, jadi Bu Sinta tidak hadir. Namun, siapa putrinya yang yang hadir, kami belum tahu,” ujarnya.

Untuk rangakaian acara, Lukman mengatakan kegiatan akan dimulai sejak pagi dengan menggelar khataman Al Quran. Kegiatan akan dilakukan di pondok, bahkan juga berlangsung di seluruh mushalla dan masjid di Kabupaten Jombang.

Puncak acara akan digelar pada malam hari, yang diawali dengan kegiatan pembacaan Surat Yasin dan tahlil, serta selawatan. Selain itu, Wapres juga akan memberikan sambutan yang ditutup dengan doa oleh para kiai.

Lukman mengatakan, kegiatan haul pada tahun ini tidak berbeda dengan haul tahun-tahun sebelumnya. Namun, ia berharap hal itu tidak mengurangi rasa hormat serta takdim pada para “sesepuh” yang sudah wafat.

Artikel ini ditulis oleh: