Direktur Pengolahan PT Pertamina Persero Rachmad Hardadi (tengah) berbincang dengan sejumlah pekerja saat meninjau pembangunan fasilitas pengolahan Residuel Fluid Catalytic Craker (RFCC) di area kompleks Pertamina RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Senin (14/9). Fasilitas pengolahan RFCC tersebut sedang dalam tahap persiapan dan pengecekan fasilitas untuk beroperasi pada awal Oktober. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas mengolah 62 ribu barel crude oil per hari. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — PT Pertamina International Eksplorasi dan Produksi (PIEP) pada tahun 2025 mendatang akan berkontribusi memproduksi minyak sebanyak 600.000 barel per hari (bph) dari luar negeri.

Seperti diketahui, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini telah beroperasi di tiga negara seperti di Alzajair, Iraq, dan Malaysia.

“Tahun 2025 Pertamina akan mempunyai produksi dari luar negeri 600.000 bph,” kata Presiden Direktur PIEP, Slamet Riadhy di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (22/12).

Ia menjelaskan, produksi minyak PIEP di Aljazair mencapai sekitar 39.000 bph, Iraq 36.300 bph, dan Malaysia sebesar 34.800 bph. Jika ditotal dengan wilayah produksi lain, maka produksi PIEP mencapai sekitar 600.000 bph.

Untuk kinerja, Slamet mengatakan bahwa produksi pihaknya pada awal 2015 masih di bawah 100 ribu boepd yakni sekitar 96 ribu bph. Untuk akhir 2015, diperkirakan di atas 120 ribu bph dengan produksi tertinggi mencapai 131 ribu bph.

“Pencapaian ini diatas target PIEP yaitu 93.600 bph. Untuk minyaknya saja 80.000 boepd,” ungkapnya.

PIEP sendiri pada 2016 akan melakukan pengembangan terhadap 16 sampai 17 sumur dan work over 20 sumur. Di Aljazair, PIEP akan melakukan tiga work over sumur dan empat sumur pada 2017.

“Sedangkan di Iraq hanya akan dilakukan work over pada sumur-sumur yang telah ada. Dibawah 20 persen dari produksi Pertamina, PIEP menargetkan tahun depan akan memproduksi 104.000 bph untuk minyaknya 84.000 bph, naik 10.000 bph,” tandas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan