Jakarta, Aktual.com — Tahun 2015, Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati sebanyak dua kali. Yaitu, pada tanggal 3 Januari 2015 lalu (12 Rabiulawal 1436 Hijriah) dan 24 Desember 2015 (12 Rabiulawal 1437 Hijriah). Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan penanggalan Masehi dan tahun Hijriah.

Ketika kelahiran Rasulullah SAW terjadi berbagai mukjizat tanda kebesaran Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul terakhir. Di mana sebelumnya tidak pernah ada pada Nabi-Nabi sebelumnya.

Rabiul Awal, besok akan jatuh pada 24 Desember 2015. Sungguh hinalah Muslim jika seluruh Alam memuji dan menghormati Rasulullah SAW, sementara Muslim tak mau untuk bersalawat. Padahal tidak ada yang paling berharga bagi Nabi Muhammad SAW selain umat Islam.

“Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammad Wa alihi Washahbihi Wasallim”

Tentara Gajah dan Gempuran Burung Ababil

Rasulullah SAW lahir pada tahun gajah, karena tepat dengan penyerangan pasukan Abrahah dari Yaman ke Kabah, Mekah, Arab Saudi. Penyerangan tersebut timbul lantaran Raja Abraha merasa kesal Kabah dikunjungi banyak orang. Akhirnya tentara Abraha memasuki wilayah Mekah dengan leluasa karena keadaan kota itu sedang sepi.

Ternyata Allah SWT menyelamatkan Kabah dengan mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dari Neraka Jahanam dengan paruhnya. Kerikil tersebut selanjutnya dijatuhkan tepat di kepala para pasukan Abraha hingga tembus ke badannya hingga tewas mengenaskan. Peristiwa tersebut diabadikan dalam Al Quran surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5).

Pada masa itu lahir junjungan Semesta Alam yang diberi nama “Muhammad”. Baginda Nabi yang Mulia ini lahir dalam keadaan Yatim karena ayahnya telah wafat saat dia berada di kandungan ibundanya.

Suara Mukjizat dari Kabah

Di saat Rasulullah SAW lahir, terdengar suara dari Kabah yang berbunyi “Katakanlah telah datang kebenaran (Islam) dan tidak akan memulai kebatilan, juga tidak akan mengembalikan kekufuran.”

Ibunda Nabi Selalu Bersemangat
Mukjizat lainnya terjadi pada diri Aminah, Ibunda Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan Muslimah pada umumnya yang merasa letih dan kepayahan saat mengandung, maka hal ini tidak dirasakan oleh Aminah sendiri.

Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dalam kitabnya, ‘Qishashul Anbiyya’, bahwa selama mengandung Rasulullah SAW, dalam mimpinya ia senantiasa didatangi para Nabi-Nabi terdahulu (dari Nabi Adam AS hingga nabi Isa AS), dari sejak bulan pertama, yakni bulan Rajab hingga kelahirannya di bulan Rabiul Awal.

Bulan pertama, didatangi oleh Nabi Adam AS yang berkata kepadanya bahwa anak yang dikandungnya tersebut akan menjadi pemimpin agama yang besar.

Bulan kedua, didatangi oleh Nabi Idris AS yang mengatakan kepadanya bahwa anak yang dikandungnya tersebut akan mendapat derajat paling tinggi di sisi Allah SWT.

Bulan ketiga, didatangi oleh Nabi Nuh AS yang menuturkan kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memperoleh kemenangan dunia dan akhirat.

Bulan keempat, didatangi oleh Nabi Ibrahim AS yang mengungkapkan kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memperoleh pangkat dan derajat yang besar di sisi Allah SWT.

Bulan kelima, didatangi oleh Nabi Ismail AS yang membeberkan kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memiliki kehebatan dan mukjizat yang besar.

Bulan keenam, didatangi oleh Nabi Musa AS yang menerangkan kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memperoleh derajat yang besar di sisi Allah SWT.

Bulan ketujuh, didatangi oleh Nabi Daud AS yang menyatakan, kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memiliki Syafaat dan Telaga Kautsar.

Bulan kedelapan, didatangi oleh Nabi Sulaiman AS yang berkata kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan menjadi penutup para Nabi dan Rasul.

Bulan kesembilan, didatangi oleh Nabi Isa AS yang berkata kepadanya bahwa anak yang dikandungnya tersebut akan membawa Al Quran yang diridhai Allah SWT.

Semua Nabi yang datang selalu berpesan, agar kelak jika sudah lahir mereka memberi nama anaknya dengan nama “Muhammad”. Hal tersebut nampaknya terbesit di hati Abdul Muthalib, sang kakek yang kemudian memberinya nama Muhammad.
Padahal di kalangan kaum Quraisy nama tersebut begitu asing dan biasanya lebih memilih nama-nama dari leluhur mereka. Namun, sang kakek memiliki alasan lain, “Aku berharap ia akan menjadi orang yang terpuji di dunia dan akhirat.” ungkapnya.

Datangnya Tamu Agung Penghuni Surga
Ketika proses kelahiran Nabi Muhammad SAW, Ibunda Aminah didatangi oleh para penghuni Surga. Mereka membantu proses lahirnya Nabi Muhammad SAW. Ada dua wanita yang jadi perhatian Aminah, mereka memberi salam dan menyebut dirinya Asiya (istri Raja Firaun) dan Maryam (ibu Nabi Isa AS).

Alam Bergemuruh

Alam bergemuruh saat sang Baginda Rasulullah SAW hadir ke dunia. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid Ad diba’iy Lil Imam Abdur Rahman Ad-Diba’iy hal 192 dan 193

Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW, red), Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah SWT dengan mengucapkan; Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, saya beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT.”

Padamnya Api Kaum Majusi
Kaum Majusi yaitu agama atau kepercayaan yang menggunakan api sebagai sesembahan. Api ini tidak pernah padam selama ribuan tahun. Namun demikian, api mereka tiba-tiba padam saat Nabi Muhammad SAW lahir. Para penganut Majusi berusaha mencoba menyalakan apinya, tapi tetap tidak menyala.

Dalam A’lamun Nubuwwah, bahwa Abu Ayyub Ya’la bin Imran An Nahli meriwayatkan dari Makhzum bin Hani’ Al Makhzumi dari ayahnya, ia berkata,

“Pada malam dilahirkannya Nabi shallallahu alaihi wasallam bergetarlah istana Kisra hingga sebanyak empat belas balkonnya runtuh, api Persi pun padam padahal selama seribu tahun belum pernah padam, dan air danau Sawah mengering. Hal itu membuat Kisra ketakutan, lalu ia memakai makhkotanya dan duduk di tepi tempat tidurnya. Kemudian ia mengumpulkan menteri-menteri dan para pembantunya lalu menceritakan mimpinya tersebut. Kemudian berkatalah Al Mubidzan, “Adapun saya sendiri, semoga Allah Ta’ala memperbaiki urusan raja, saya melihat dalam mimpi saya ada unta-unta berat yang menuntun kuda-kuda mahal mengarungi sungai Dijlah lalu mereka menyebar di negeri-negeri kita. Kisra bertanya, “Apa arti semua itu hai Mubidzan?”

Ia menjawab, “Sebuah peristiwa besar yang datang dari penjuru Arab.”

Maka Kisra menulis surat perintah kepada An Nu’man bin Al Mundzir, “Kirimkan kepadaku seseorang yang mengetahui agar aku bisa bertanya padanya apa yang aku inginkan.”

Maka menghadaplah Abdul Masih bin ‘Amr bin Nafilah Al Ghassany. Sesampainya di hadapan Kisra ia lalu diberitahu tentang peristiwa yang terjadi. Kemudian ia berkata, “Wahai raja, sesungguhnya ilmu tentang hal itu ada pada paman saya. Ia tinggal di bagian timur negeri Syam. Namanya Suthaih.

Kisra berkata, “Datangi dia dan tanyalah dengan apa yang telah aku kabarkan kepadamu lalu bawalah jawaban itu kepadaku.”

Singkat cerita, Abdul Masih pun bertanya tentang keanehan yang dilihat oleh Kisra dan Al Mubidzan. Selanjutnya ia berkata, “Hai Abdul Masih, jika telah banyak tilawah (tilawah Alquran), diutus seseorang dari Tihamah (tempat kelahiran Nabi), ada banjir di lembah Samawah, mengeringnya danau Sawah, dan padamnya api Persi, maka Syam bukan lagi negeri Syam bagi Suthaih…..” Lalu ia pun meninggal.” (Imam Al Mawardi Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Al Habib Al Bashri Al Baghdadi, A’lamun Nubuwwah halaman 182-183)

Berhala Langsung Bersujud

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir berhala yang selama ini disembah mendadak bersujud. Hal ini diriwayatkan oleh Abdul Muthalib yang berkata, “Sewaktu ku berada di dekat kabah, patung berhala yang ada di dalam kakbah tiba-tiba jatuh tersungkur dari tempatnya dalam bentuk bersujud kepada Allah Ta’ala. Aku juga mendengar suara dari dinding kakbah, ‘Nabi terpilih telah lahir yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan aku dari beberapa patung berhala, serta memerintahkan untuk menyembah kepada Dzat Yang Merajai Alam ini.”

Salam Kicauan Burung yang Merdu
Seolah memberi salam atas kelahiran manusia yang ditunggu-tunggu, burung-burung di atas langit Mekah sibuk bersaut-sautan berkicau merdu saat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Jin, Iblis dan Setan Tak Bisa Mencuri Berita

Saat sebelum Nabi Muhammad lahir setan atau iblis senantiasa mencuri berita dari langit untuk dibagikan kepada tukang sihir. Namun, pada malam mulia kelahiran Baginda Rasulullah SAW mereka tidak lagi bisa mencuri rahasia tersebut. Para setan atau jin dihadapkan dengan panah api setiap kali akan mencuri berita.

Setan-setan ini kemudian berkumpul dan menginformasikan keganjilan tersebut kepada Iblis.

“Dahulu kami bisa naik ke langit, tetapi hari ini kami telah dilarang untuk naik”

Iblis menjawab, “Menyebarlah kalian di muka Bumi, dari barat sampai timur, dan perhatikan dengan seksama apa yang sebenarnya telah terjadi!”

Usai menyebar ke penjuru dunia sampailah mereka ke Kota Mekah. Di sana tampak seorang bayi yang sedang dikelilingi para Malaikat dan memancarkan sinar dari dalam dirinya yang mencuat ke atas langit. Para malaikat pun sibuk memberi salam kepada junjungan alam tersebut.

Kemudian setan-setan itu kembali menghadap Iblis, sambil menceritakan semua apa yang telah mereka saksikan itu.Maka Iblis pun berteriak dengan suara yang sangat keras.

Aaaaah, telah keluar “Ayatul ‘Alam” dan rahmat bagi Bani Adam, karena itulah kalian telah dicegah untuk naik ke langit, tempat pandangannya dan pandangan umatnya!!”

Artikel ini ditulis oleh: