Jakarta, Aktual.com — Arab Saudi mencegat sebuah peluru kendali yang ditembakkan ke wilayahnya dari Yaman oleh pemberontak, koalisi pimpinan Arab Saudi mengumumkan pada Ahad (27/12) tentang serangan paling akhir melintasi perbatasan terhadap kerajaan itu.

Pasukan pertahanan udara Saudi mencegat sebuah rudal Scud yang ditembakkan dari Sanaa, ibu kota Yaman, ke arah kota Najran pada Sabtu malam sekitar pukul 23 waktu setempat, kata koalisi itu yang telah bertempur melawan pemberontak dukungan Iran di Yaman sejak Maret.

Kantor berita Yaman melaporkan bahwa sasaran serangan ialah sebuah pangkalan pasukan Garda Nasional.

Jet-jet tempur koalisi “segera menghancurkan fasilitas peluncur rudal itu setelah mengidentifikasi lokasinya di Yaman,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi Arab Saudi SPA.

Para pemberontak telah mengintensifkan serangan-serangan roket melintasi perbatasan Saudi dalam pekan terakhir, yang menyebabkan koalisi mengancam akan membalas mereka.

Pihak Saudi telah mengerahkankan fasilitas beserta rudal Patriot yang dirancang untuk membalas serangan rudal balistik.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di laman sabanews.net, para pemeberontak mengatakan mereka menembakkan roket-roket ke Jizan dan Najran di wilayah perbatasan Saudi dengan Yaman pada Sabtu, menimbulkan “korban manusia dan kerusakan.” Mereka juga mengatakan sebuah rudal balistik ditembakkan ke Najran pada Ahad, tetapi Arab Saudi belum mengonfirmasi serangan ini.

Lebih 80 orang, sebagian besar tentara dan pengawal perbatasan, tewas dalam pertempuran dan bentrok di lintas batas di sebelah selatan kerajaan itu sejak koalisi mulai operasi-oprasi di Yaman.

Di Yaman, konflik itu telah merenggut nyawa hampir 6.000 orang sejak Maret, menurut angka-angka PBB.

Serangan rudal balistik tersebut mengancam gencatan senjata menjelang pembicaraan perdamaian dukungan PBB bulan depan. Pihak-pihak yang berperang di Yaman sepakat untuk memulai kembali pembicaraan pada 14 Januari.

Walaupun pihak Arab saudi dan Houthi telah menuding satu sama lain melakukan banyak pelanggaran terhadap gencatan senjata yang rentan, pertempuran berkurang dan bantuan kemanusiaan dapat dikirimkan.

Koalisi yang beranggota sebagian besar negara-negara Arab itu pada Maret mulai menggempur gerakan Houthi yang berfaham Syiah, untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan