Jakarta, Aktual.com — Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz tohir menyayangkan fungsi pengawasan untuk keamanan bagasi pesawat bagi penumpang yang dinilai masih sangat lemah.

Hal ini terkait dengan sering terjadinya pencurian barang milik penumpang pesawat di bagasi di sejumlah bandara yang meresahkan masyarakat atas kejadian itu.

Tak terkecuali, keamanan di Bandara Soekarno-Hatta.

“Fungsi pengawasan untuk keamanan bagasi, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta, bagi penumpang masih sangat lemah. Belum memenuhi standar keamanan sebagai bandara internasional,” kata dia, dalam keterangan tertulsinya yang diterima Selasa (19/1).

Dijelaskan, permasalahan di bandara adalah lemahnya bidang pengawasan. Sebagai contoh, saat pelaksanaan handling control bagasi, ada resleting tas yang dibuka oleh pihak yang tak bertanggungjawab. Sehingga, dengan mudahnya mengambil barang-barang penumpang sampai dibuka paksa.

“Terjadilah kehilangan seperti banyak di keluhkan masyarakat,” ujar Hafisz.

Sebenarnya semua daerah-daerah rawan di bandara itu sudah dipasang CCTV. Sehingga sangat mudah bagi aparat melihat modus operandinya seperti apa. Apakah ini murni kriminal biasa, atau memang ini kriminal yang terencana, yang berakibat meresahkan masyarakat.

“Bila ini merupakan kejahatan terencana, berarti ada pengawas dan aparat yang terlibat dalam kasus ini. Aparat kepolisian harus menuntaskan kasus ini agar tak terjadi di kemudian hari,” kata dia.

Penanganan bagasi merupakan tanggung jawab kargo sebagai pemegang tender atas kuasa Angkasa Pura. Sehingga, Angkasa Pura hanya berperan sebagai pelaksana pengawas, bukan pelaksana teknis.

“Masyarakat sudah sangat resah dengan kejadian seperti ini yang terus berulang-ulang dan efeknya adalah citra Indonesia di mata dunia menjadi buruk. Bandara adalah etalase awal dan cermin dari suatu negara. Ibarat halaman depan rumah. Jika tidak menarik maka investor, pebisnis, wisatawan dan lain-lain, akan segan datang ke Indonesia,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh: