Orang-orang yang terluka menunggu untuk berangkat ke Mesir di dalam ambulans di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 1 November 2023. Mesir pada Rabu (1/11/2023) menerima warga Palestina yang terluka dari Jalur Gaza yang terkepung melalui perlintasan Rafah, satu-satunya titik penghubung antara Mesir dan Gaza. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Jakarta, Aktual.com – Otoritas Kualitas Lingkungan di Palestina mengungkapkan bahwa 66 persen warga Palestina di Jalur Gaza menderita penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan diare akut, akibat krisis air minum dan penutupan pabrik desalinasi air. Kondisi ini diperparah oleh agresi pendudukan Israel yang masih berlanjut.

Dalam pernyataan mereka pada Kamis (25/1), otoritas tersebut menjelaskan bahwa pemboman Israel terhadap saluran pembuangan limbah menyebabkan banjir, menciptakan bencana kesehatan dan lingkungan. Kolam Sheikh Radwan, sebagai contohnya, berada dalam status bahaya karena akumulasi air hujan dan kebocoran air limbah.

Agresi pendudukan Israel mengakibatkan sekitar 50.000 pohon tumbang, buldoser merusak ribuan hektar lahan pertanian, pembibitan, serta pekarangan rumah.

Mereka menyoroti degradasi lahan yang semakin parah, hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan kualitas tanah, dan peningkatan emisi karbon dioksida.

Pernyataan juga menunjukkan bahwa kampanye lingkungan digital saat ini bertujuan untuk mengungkap dampak negatif serius terhadap lingkungan di Palestina, dengan fokus pada kejahatan lingkungan yang diakibatkan oleh agresi pendudukan Israel.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Jalil

Tinggalkan Balasan