Jakarta, Aktual.com — Salat tarawih menjadi ciri khas di bulan Ramadan karena hanya bisa dilakukan di bulan puasa saja. Pelaksanaannya biasa dilakukan setelah salat Isya dengan jumlah dua rakat atau kelipatannya.
Menurut beberapa Ulama, hukum menunaikan salat tarawih yakni sunah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkad) bagi pria maupun wanita.
Banyak keutamaan-keutamaan yang diperoleh seorang Muslim, saat menunaikan ibadah tersebut secara rutin. Dalam sebuah kitab yang berjudul “Durroh An-Nasihin”, karya Syech Usman bin Hasan bin Ahmad as Syakir Al Khaubari, menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW pernah menyebutkan keutamaan salat tarawih.
Setiap satu malam, memiliki satu keutamaan sehingga keseluruhan sekitar 30 keutamaan.
Dari Ali bin Abi Thalib RA mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang fadilah keutamaan salat tarawih di bulan Ramadan. Kemudian beliau bersabda:
Untuk 10 Hari Pertama Bulan Ramadan :
Malam pertama: Pelaksanaan salat tarawih pada hari pertama Ramadan sama seperti orang yang keluar dari dosanya, layaknya anak yang baru dilahirkan ibunya.
Malam kedua: Umat mukmin yang menyelenggarakan salat tarawih pada malam kedua maka akan diampuni dosa-dosanya dan dosa kedua orang tuanya.
Malam ketiga: Di malam keempat masih berkaitan dengan pengampunan. Malaikat berseru di bawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah SWT mengampuni dosamu yang telah lewat”. Jadi Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa yang sudah lalu jika kita dengan ibadah di malam tersebut.
Malam keempat: Pada malam ini melaksanaakan ibadah shalat tarawih pahalanya seperti sedang membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al Quran.
Malam kelima: pahala melaksanakan salat ini pada malam kelima adalah seperti pahala orang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
Malam keenam: Pahala menyelenggarakan salat tarawih pada malam keenam ini adalah Allah SWT akan memberikan pahala seperti orang yang sedang bertawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
Malam ketujuh: Seolah- olah ia mencapai derajat Nabi Musa A.S, dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.
Malam kedelapan: Allah SWT memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim A.S.
Malam kesembilan: Pada malam ke sembilan orang yang menunaikan ibadah shalat tarawih seolah-olah ia beribadah kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadahnya Nabi saw.
Malam kesepuluh : Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
Pada 10 Hari Kedua Bulan Ramadhan:
Malam kesebelas: Ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
Malam keduabelas: Keistimewaan shalat pada malam ini adalah wajahnya bagaikan bulan di malam purnama saat hari kiamat.
Malam ketiga belas: Keistimewaan bagi siapa yang shalat pada malam ini adalah ia datang pada hari Kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
Malam keempat belas: ara malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan salat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
Malam kelima belas: Siapa yang shalat tarawih pada malam ini maka Ia didoakan oleh para Malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
Malam keenam belas: Allah SWT menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
Malam ketujuh belas: Dia diberi pahala seperti pahala para nabi.
Malam kedelapan belas: Seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”
Malam kesembilan belas: Allah SWT mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
Malam kedua puluh: Allah SWT memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
Pada 10 Hari Ketiga Bulan Ramadhan:
Malam kedua puluh satu: Allah SWT membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
Malam kedua puluh dua: Ia datang pada hari Kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
Malam kedua puluh tiga: Allah SWT membangunkan untuknya sebuah kota di dalam Surga.
Malam kedua puluh empat: Dia memperoleh dua puluh empat doa yang dikabulkan.
Malam kedua puluh lima: Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
Malam keduapuluh enam: Allah SWT mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun
Malam keduapuluh tujuh: Ia dapat melewati shirath pada hari Kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
Malam keduapuluh delapan: Allah SWT mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
Malam kedua puluh sembilan: Allah SWT memberinya pahala seribu haji yang diterima.
Malam ketiga puluh: Allah SWT berfirman:”Hai Hamba-Ku, makanlah buah-buahan Surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari Telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku” (HR Majalis).
Artikel ini ditulis oleh: