Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat 13 poin menjadi Rp13.449 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.462 per dolar AS.

“Munculnya spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (the Fed) belum akan mengumumkan kenaikan suku bunganya (Fed fund rate) mendorong mata uang rupiah di dalam negeri mengalami penguatan terhadap dolar AS meski tidak terlalu signifikan,” ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri di Jakarta, Selasa (28/7).

Ia menambahkan bahwa data ekonomi Indonesia yakni inflasi Juli yang sedianya akan diumumkan pada awal Agustus ini diprediksi stabil menambah topangan bagi mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS.

“Inflasi cenderung masih terkontrol meski ada potensi meningkat sedikit karena adanya kenaikan beberapa harga bahan pokok saat bulan puiasa dan Hari Raya Lebaran. Namun, inflasi inti diperkirakan masih terjaga di level lima persen. Inflasi inti yang masih terjaga di level lima persen itu maka kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan (BI rate) diperkirakan tidak akan berubah,” katanya.

Selain itu, lanjut Reny Eka Putri, penguatan mata uang rupiah juga ditopang oleh faktor teknikal setelah dalam beberapa hari terakhir ini mata uang domestik mengalami tekanan cuku dalam terhadap dolar AS.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan nilai tukar rupiah diperkirakan bersifat jangka pendek, hal itu disebabkan belum adanya kepastian waktu oleh the Fed untuk menaikan suku bunganya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka