Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa tebaran kabut asap di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan, mulai menipis atau berkurang.
“Hal ini membuat jarak pandang mulai membaik,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (10/10).
Dia menjelaskan, jarak pandang di Padang 1.500 meter berasap, Pekanbaru 4.000 meter berasap, Jambi 1.000 meter berasap, Palembang 7.000 meter berawan, Pontianak 2.000 meter berasap, Palangkaraya 200 meter berasap dan Banjarmasin 9.000 meter cerah.
“Kualitas udara juga membaik, yakni ISPU di Medan 189 tidak sehat, Pekanbaru 104 sedang, Jambi 377 berbahaya, Palembang 358 berbahaya, Pontianak 134 sedang, Samarinda 82 sedang dan Palangkaraya 741 berbahaya,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Satelit Terra Aqua pada Sabtu terdapat 936 hotspot atau titik api.
Di Sumatera 91 titik yakni dua di Lampung dan 89 di Sumsel.
Kalimantan 845 titik yakni lima di Kalimantan Barat, 52 di Kalimantan Selatan, 628 di Kalimantan Tengah, 159 di Kalimantan Timur dan 159 di Kalimantan Utara.
Dia menambahkan, operasi darurat guna mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan.
“Operasi dilakukan baik melalui udara, darat, penegakan hukum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan di Sumatera dan Kalimantan,” katanya.
Dia menjelaskan, data sementara total hujan dan lahan terbakar mencapai 1,7 juta hektare.
“Dari 1,7 juta hektare areal terbakar itu, di Kalimantan 770 ribu hektare, 35,9 persen di antaranya lahan gambut,” katanya.
Sedangkan di Sumatera, areal terbakar seluas 593 ribu hektare, 45,9 persen di antaranya lahan gambut dan 221.704 hektare areal terbakar berada di Sumatera Selatan.
“Angka ini pasti akan bertambah karena kebakaran masih terus berlangsung,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: