Jakarta, Aktual.com — Peneliti dari INDEF, Bhima Yudhistira menyatakan, menguatnya rupiah beberapa hari terakhir ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik dana asing masuk ke Indonesia. Namun, menurut Bhima, kondisi tersebut tetap harus disikapi dengan penuh kewaspadaan.
“Tapi perlu dicatat bahwa optimisme juga harus di imbangi dengan kehati-hatian. Yang jadi persoalan apabila dana asing tiba-tiba ditarik dari Indonesia. Pasalnya the fed akan menaikkan suku bunga lagi,” papar Bhima ke Aktual.com, Selasa (8/3)
Bhima mengungkapkan, pemerintah tetap harus mengantisipasi terjadinya ‘Sudden capital outflow’. Pemerintah harus sadar bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah kebijakan untuk meyakinkan investor bahwa indonesia memang tempat layak investasi
“Kedua harus ada kebijakan capital control agar dana asing bisa lama tinggal di Indonesia bukan sekedar hot money yang pergi tiba-tiba,” ujarnya.
Ketiga, lanjut Bhima, saat ini investor juga masih menunggu realisasi paket ekonomi yang diluncurkan pemerintah. Implementasi paket 1 seperti deregulasi masih belum maksimal.
“Akhirnya paket ekonomi jadi mubazir menarik minat investor,” ungkapnya.
Menurut Bhima untuk capital control tadi kita seharusnya malu dibandingkan Thailand yang lebih serius dalam menjaga lalu lintas investasi asing.
“Dana asing di Thailand harus diendapkan di mata uang lokal selama 3 bulan lebih. Hal ini perlu untuk menjaga nilai tukar yang stabil. Sementara saat ini kita terjebak dalam rezim devisa bebas yang membahayakan,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka