Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan Indonesia melakukan segala upaya diplomasi yang bisa digerakkan guna membebaskan Masjid Al-Aqsha. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan Indonesia melakukan segala upaya diplomasi yang bisa digerakkan guna membebaskan Masjid Al-Aqsha, tempat suci umat Islam, dari cengkeraman Israel hingga digunakan beribadah secara damai.

“Intinya adalah kita gunakan semua jalan, semua yang dapat kita lakukan untuk membantu Palestina. Pembatasan hak untuk melakukan ibadah sama sekali tidak bisa diterima,” kata Menlu di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (27/7).

Indonesia tidak dapat menerima adanya penggunaan kekerasan dan tidak dapat menoleransi kekerasan sistemik dan pelanggaran terhadap hak-hak dasar Bangsa Palestina, termasuk hak untuk menjalankan ibadah keagamaan.

Saat ini, Israel sudah mencabut metal detector tetapi masih memasang cctv dan belum menyatakan mencabut pembatasan ibadah dan tidak ada jaminan Israel tidak akan mengulangi tindakannya terhadap Masjid Al Aqsa.

Menlu menegaskan, diplomasi di Indonesia tidak hanya bergerak dari Jakarta, dari ibu kota, tetapi juga bergerak melalui berbagai kedutaan Indonesia yang ada di luar negeri, Indonesia bergerak cepat dengan mendesak adanya sidang khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna membahas AL-Aqsa. Sidang ini penting untuk memperkuat solidaritas dan persatuan dalam mendukung kepada Palestina. Hal ini membuahkan hasil sidang khusus OKI untuk membahas ini pada 1 Agustus di Turki.

“Penyelengaraan pertemuan ini salah satunya juga atas desakan Indonesia, karena minggu lalu beberapa kali saya melakukan komunikasi dengan sekretariat OKI, saya berkomunikasi dengan beberapa menteri luar negeri negara anggota OKI dan pada saat itu saya menekankan pentingnya OKI untuk segera melakukan sidang khusus untuk membahas situasi di Al-Aqsa,” katanya.

Dubes di Jakarta Pentingnya persatuan dalam rangka memperjuangkan kepentingan Palestina juga dia sampaikan dalam briefing kepada para duta besar OKI yang ada di Jakarta beberapa hari lalu.

Selain itu, Menlu Retno pada Rabu (26/7) sore pukul 18.30 WIB menelepon Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi untuk membahas krisis yang terjadi di Palestina tersebut selama kurang lebih 35 menit. Komunikasi tersebut dilakukan Menlu Retno mengingat Tiongkok saat ini menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB.

“Salah satu yang kita harapkan agar Dewan Keamanan PBB melakukan sesuatu untuk Al-Aqsa. Oleh karena itu, dalam pembicaraan dengan Menlu RRT, saya sampaikan kembali harapan kita agar di bawah Presidency RRT, Dewan Keamanan PBB dapat melakukan sesuatu untuk Al-Aqsa,” katanya.

Tidak hanya itu, menurut Menlu Retno, perwakilan tetap Indonesia di PBB dalam debat terbuka DK PBB yang membahas tentang Situasi di Timur Tengah, termasuk Palestina, diadakan di New York, Amerika Serikat, Selasa, 25 Juli 2017, juga menyampaikan pesan yang sama.

“Jadi sekali lagi ‘we use all posible avenue’ (kita akan memanfaatkan semua wadah,red)untuk membantu perjuangan rakyat Palestina,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan