Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menuntut profesikonalitas dalam pengelolaan sektor migas nasional. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com- Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dilakukan peletakan batu pertama, hal ini dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, mewakili Presiden Republik Indonesia, hari Senin (25/9)

Jonan mengungkapkan bahwa dengan cadangan sekitar 2 Trillion Cubic Feet (TCF), Lapangan JTB adalah proyek pembangunan gas di darat (onshore) yang terbesar dalam 10 tahun terakhir.

“Kalau kita lihat dalam 10 tahun terakhir, ini adalah proyek pembangunan gas onshore yang paling besar, cadangannya sekitar 2 TCF (Trillion Cubic Feet) dan produksinya bisa sampai 330 MMSCFD, tergantung buyer (pembeli),” ungkap Jonan secara tertulis, Senin (25/9)

Kemudian Jonan juga mempersilahkan jika PT PGN berminat untuk membeli gas dari lapangan JTB ini, namun dengan syarat mengutamakan efisiensi agar industri menjadi lebih kompetitif

“Tadi Pak Jobi (Direktur Utama PT PGN) tanya, kalau ada sisa boleh ga? Ya boleh-boleh aja. Tapi kalau mau beli, nanti Bapak jual, harganya harus efisien. Kompetitif harganya. Jadi jangan tidak kompetitif, karena kalau tidak kompetitif, industri kita akan tidak kompetitif. Itu yang Pemerintah selalu khawatir, Industri Indonesia lama-lama tidak bisa bersaing dengan Vietnam, Tiongkok dan sebagainya,” lanjut Menteri Jonan.

Proyek pengembangan lapangan gas JTB ini dibangun selama lebih kurang 4 tahun, diproyeksikan selesai pada awal tahun 2021 dan akan memberikan efek ganda terhadap perekonomian daerah khususnya dan nasional umumnya. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang diperkirakan mencapai lebih dari 6.000 orang pada masa konstruksi.

Lapangan gas JTB akan mengalokasikan 172 MMSCFD bagi ketenagalistrikan dan industri. Penghematan investasi diklaim menyebabkan turunnya juga harga gas yang lebih terjangkau oleh pembeli akhir yaitu PLN sebesar US$7,6 per MMBTU.

“Ini penting sekali, harganya bisa $7,6 per MMBTU. Itu sampai ke plan gate PLN. Ini salah satu pasokan gas yang paling murah untuk wilayah tengah,” pungkas Jonan.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby