Persaingan Jokowi dan Prabowo masih akan terjadi pada Pilpres 2019. (ilustrasi/aktual.com)
Jakarta, aktual-com – Ungkapan yang mengatakan dalam politik tidak ada sesuatu yang pasti, mungkin telah menjadi prinsip yang dipegang teguh bagi para politikus negeri ini. Sehingga, tidak ada yang namanya lawan maupun kawan abadi dalam dunia politik.
Dalam sistem bernegara, Indonesia seperti yang tertuang dalam konstitusi (Undang-undang Dasar 1945) maupun aturan perundang-undangan lainnya, menjadikan partai politik sebagai salah satu syarat sah dalam mencalonkan kepemimpinan pemerintahan hingga pada tingkat kepala negara, seperti presiden.
Buktinya, meski sudah resmi mengusung calon presiden tertentu, koalisi partai yang dibentuk belum kian solid. Sejumlah manuver, dalam rangka menyelamatkan partai atau keinginan pribadi terus diupayakan untuk tampil sebagai pemenang di kontestasi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 nanti.
Demokrat misalnya. Partai bentukan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memiliki perolehan suara sebesar 10,19 persen pun menjadi partai yang kian rutin menjalin komunikasi, pasca pemilu kepala daerah (Pilkada) 2018 selesai.
Partai yang diprediksikan sejumlah pengamat menjadi ‘bandul’ bagi partai besar lainnya untuk memenuhi syarat pencalonan Capres maupun Cawapres sebesar 20 persen alias Presidential Threshold (PT), seperti PDI Perjuangan, Golkar maupun Gerindra.
Perlu diketahui, saat ini koalisi partai politik yang telah mendukung pencalonan Jokowi Widodo kembali sebagai calon presiden di 2019 telah diusung setidaknya lima partai politik, PDIP, Nasdem, Golkar, PPP, Hanura, dan terakhir PKB.
Walaupun telah memberikan dukungan, bukan berarti koalisi pemerintah ini solid alias justru rapuh di dalamnya. Terlebih, hingga saat ini belum adanya nama Cawapres yang akan mendampingi Jokowi nanti. Terlihat, dari sejumlah kader maupun elit Parpol, mengisaratkan saling berupaya mencari simpati sang Capres agar ketua umum-nya dipilih mendamping.
Dalam koalisi pemerintah tersebut, nama Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto, dan Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy (Romi) merupakan sejumlah figur yang sangat antusias mendapatkan tiket sebagai calon orang nomor dua negeri ini.
Presiden RI Joko Widodo menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin termasuk dalam pilihan sebagai calon wakil presiden.
“Saya harus ngomong apa adanya, salah satu nama itu adalah Pak Muhaimin Iskandar,” kata Presiden usai meninjau arena olahraga dayung di Jakabaring Sport City, Sabtu (14/7).
Presiden menjelaskan bahwa dirinya masih menimbang salah satu dari lima tokoh yang akan mendampinginya sebagai wakil presiden pada Pilpres 2019.
Sementara itu, Cak Imin pun menyampaikan PKB akan mendukung Presiden RI Joko Widodo pada Pilpres 2019.
“Saya nyatakan ‘bismillahirrahmanirrahim’ PKB mendukung pencalonan Pak Jokowi 2019 dan tentu dengan harapan agar pemerintahan hari ini dan periode kedua Pak Jokowi akan benar-benar menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia,” sebut Muhaimin.
Demokrat Mulai Berselancar

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang