Aktivis Anti Korupsi membawa poster bergambarkan Novel Baswedan dalam rangka peringatan 1 tahun kasus Novel Baswedan di depan Istana Merdeka Jakarta, Rabu (11/4). Aksi tersebut meminta pembentukan TGPF dan menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau berbuat lebih dan tidak sekedar menunggu kinerja kepolisian yang dirasa pincang. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – “Sekarang coba maju yang ingin (sepeda) maju,” ujar Presiden Joko Widodo saat menggelar kuis. Ya mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memang dalam beberapa kali kesempatan kerap memberikan kuis, yang berisi pertanyaan dari seputar wawasan kebangsaan hingga pertanyaan lain di beberapa kali kegiatan kenegaraan di Istana maupun kunjungannya ke daerah-daerah.

Bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan Jokowi, nantinya akan mendapat hadiah berupa sepeda langsung dari Presiden RI ke-7 ini.

Kuis ini pernah menjadi sangat populer bahkan masuk dalam tranding topic Twiiter kala bocah kelas III SD bernama Aripan ‘kepleset’ lidah saat menjawab pertanyaan Jokowi soal nama-nama ikan.

“Negara kita Indonesia, lautnya luas. Dua pertiga Indonesia adalah laut, samudera. Di laut ini kan banyak ikan, sebutkan empat saja nama ikan.” kata Jokowi

Peristiwa ini terjadi saat pembukaan gelaran Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2017 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).

Jokowi mempunyai filosofi tersendiri mengenai keputusannya membagi-bagikan sepeda tiap kali melakukan kunjungan. Pada akun facebook-nya Jokowi menjelaskan kalau bersepeda merupakan cerminan dari kemandirian dan kerja keras.

“Bersepeda itu mandiri dan bekerja keras. Kemajuan, kelajuan, juga kecepatan dihasilkan dari usaha sendiri, gerak tubuh sendiri, tanpa mesin atau dorongan tenaga orang lain. Seberapa cepat kita ingin sampai ke tujuan tergantung seberapa keras kita mengayuh,” ungkap Jokowi.

Ia menambahkan, bersepeda merupakan wujud dari kebersamaan, yang didalamnya terdapat koordinasi dan pembagian fungsi dari berbagai anggota tubuh.

“Dengan mengayuh sepeda seluruh anggota badan bergerak dalam harmoni. Dua tungkai kaki mengayuh pedal seirama, mata memandang awas ke depan, tangan menggenggam kemudi seraya jari waspada menarik tuas rem,” jelasnya.

Hal itu sebagian filosofi yang dijelaskan kader PDI-P tersebut sebagai alasan untuk membagikan sepeda. Namun kuis sepeda kini beralih menjadi sayembara. Jika dulu Jokowi dijadikan Subjek kini berubah menjadi Objek.

Tuan Presiden Janjinya Mana?

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby