Jakarta, Aktual.com – Ada yang tengah mengerjakan pekerjaan rumah, ada pula yang tengah bersantai-santai di halaman rumah sebelum gempa 7,0 skala richter mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Begitulah kondisi warga Mataram, NTB sebelum diterjang gempa dengan kekuatan 7,0 SR, Minggu (5/8) silam.
Pada pukul 20 WITA, mereka pun berhamburan keluar rumah setelah rumahnya digoyang gempa 7,0 SR. Gempa bumi yang terjadi itu, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berpotensi tsunami.
Suara sirine beberapa ambulans pun mulai hilir mudik setelah gempa menerjang. Aliran listrik di Kota Mataram, dan hampir seluruh Pulau Lombok padam akibat aliran listrik terputus.
Kepanikan di wilayah itu pun terjadi karena sempat terjadi gempa susulan. Kondisi Kota Mataram yang masih belum kondusif dan gelap gulita itu pun membuat lalu lintas di ruas jalan di Kota Mataram tak beraturan, karena banyak warga yang pergi mencari tempat tinggi menggunakan mobil dan motor.
Sejumlah warga pun memilih menuju wilayah perbukitan di Gunung Sari, Lombok Barat. Karena wilayah itu dianggap aman untuk menyalamatkan diri. Terlebih BMKG mengeluarkan status tsunami.
Gempa yang terjadi itu menyebabkan ratusan meninggal dan luka-luka serta ribuan rumah mengalami kerusakan. Duka belum usai, sejak terjadi gempa 7,0 SR, gempa susulan pun terus terjadi hingga berkali-kali.
Gempa yang terus terjadi itu terasa hingga beberapa daerah. Gempa juga dirasakan di Bali, Sumbawa, Jawa Timur dan Makassar.
Mengapa Gempa di NTB Terus Terjadi?