Direktur Utama PT Madusari Murni Indah Tbk, Arief Goenadibrata (kanan) bersama Direktur Utama Bursa Efek Indonesia ,Inarno Djayadi melihat dari dekat layar lantai bursa disela sela pencatatan saham perdana PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) di Main Hall,BEI,Jakarta, Kamis (30/8). MOLI tercatat sebagai emiten ke 34 di BEI di tahun 2018 dengan melepas 351.000.000 saham atau 15,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. MOLI adalah perusahaan holding yang menaungi PT Molindo Raya Industrial sebagai pabrik Ethanol dengan kapasitas produksi 80.000 KL per tahun, Perusahaan ini didirikan di Malang pada tahun 1965. AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Pasca mengalami lonjakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mengalami pelemahan. Adanya aksi ambil untung yang dibarengi dengan antisipasi pertemuan antara Presiden Xi dan Presiden Trump di sela KTT G-20 Summit pada akhir pekan membuat laju kenaikan IHSG terhenti. Masih adanya sentimen positif dari sejumlah berita emiten dan penguatan Rupiah yang terbantukan dengan sentimen dari dalam negeri tidak cukup membantu bertahannya IHSG di zona hijau.

“Pada awal pekan, Senin (3/12) IHSG diprediksi dapat bertahan di atas support 6034-6048 dan Resisten. Diharapkan dapat menyentuh kisaran 6065-6077,” ujar analis CSA Research Institute-AAEI, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (3/12).

Menurutnya, laju IHSG Pasca kenaikan cenderung berbalik arah melemah seperti yang diperkirakan sebelumnya dimana posisi IHSG telah menyentuh batas upper bollinger band. Kenaikan yang terjadi sebelumnya dimanfaatkan untuk profit taking sehingga pergerakan IHSG dimungkinkan terjadi konsolidasi terlebih dahulu.

“Diharapkan aksi jual tidak berlebihan sehingga IHSG tidak melemah terlalu dalam. Tetap cermati sentimen yang ada dan  mewaspadai potensi pelemahan kembali,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka