Washington DC, Aktual.com – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ( Deplu AS) berencana untuk menutup puluhan kantor kedutaan besar dan kantor konsulatnya di luar negeri. Penutupan ini sebagai bagian dari upaya AS untuk secara drastis mengurangi kehadiran korps diplomatik mereka di luar negeri.

Dilansir dari The Independent, berdasarkan dokumen internal Deplu AS yang diperoleh CNN, dokumen itu dibuat Wakil Menlu AS, sebanyak 10 kedubes dan 17 kantor konsulat yang direkomendasikan ditutup. Sebagian besar berada di Eropa dan Afrika – dan menggabungkannya ke kedutaan besar di negara-negara terdekat.

Kedubes AS yang akan ditutup, diantaranya di Eritrea, sebuah negara di kawasan Afrika Timur, Lesotho di kawasan Afrika Selatan, Republik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Luksemburg, Malta. Sedangkan kantor Konsulat AS yang akan ditutup, diantaranya lima kantor konsulat di Prancis, dua di Jerman, satu di Edinburgh, satu di Skotlandia, satu di Florence Italia, satu di Bosnia dan Herzegovina, satu di Afrika Selatan, dan satu di Korea Selatan.

Dokumen tersebut juga merekomendasikan pengurangan ukuran konsulat di Montreal dan Halifax Kanada. Rekomendasi lainnya termasuk mengurangi kehadiran AS di Mogadishu Somalia, dan menutup Pusat Dukungan Diplomatik di Baghdad Irak, termasuk merekomendasikan konsolidasi pos-pos terdepan di negara-negara seperti Jepang dan Kanada.

Diketahui kalau informasi tersebut menjadi bagian dari proposal anggaran tahun fiskal 2026, yang mengusulkan perubahan besar yang tampaknya dimaksudkan untuk mengurangi pengeluaran federal – tujuan Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpin penasihat senior Elon Musk .

Perubahan yang diusulkan dibuat ”berdasarkan masukan dari biro regional dan antar lembaga, beban kerja konsuler, biaya per kamar, kondisi fasilitas dan peringkat keamanan,” kata memo tersebut, menurut Punchbowl .

Tidak jelas apakah Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah menyetujui penutupan yang diusulkan.
Namun seorang juru bicara Deplu AS mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada The Independent: ”Tidak ada penutupan kedutaan atau konsulat yang diumumkan, dan kegiatan tetap berjalan seperti biasa. Departemen Luar Negeri terus menilai program dan posisi global kami untuk memastikan kami berada dalam posisi terbaik untuk mengatasi tantangan modern atas nama rakyat Amerika.”

Berita itu muncul menyusul laporan lain yang menunjukkan bahwa pemerintahan Trump sedang bersiap untuk meminta Kongres AS memangkas anggaran Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS hampir setengahnya, dari 54,4 miliar dolar menjadi 28,4 miliar dolar.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce memperingatkan pada hari Selasa bahwa ”jenis angka dan apa yang cenderung kita lihat adalah pelaporan yang terlalu dini atau salah, berdasarkan dokumen yang bocor dari suatu tempat yang tidak diketahui.” Bruce juga mengatakan pada akhirnya Gedung Putih dan Presiden Donald Trump yang akan memutuskan anggaran apa yang akan diserahkan ke Kongres.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain