Jakarta, Aktual.co — Zikir merupakan media dalam syariat Islam serta melaksanakan fungsi-fungsi sosial sebagaimana mestinya dengan penuh keridhaan. Di sisi lain, zikir juga memberikan manfaat terutama dalam kesehatan dan baik bagi tubuh ketika umat Islam melakukannya.

Berikut manfaat zikir bagi kesehatan:
Dalam cara pengobatan Islam, Di Tarekat yang Mu’tabaroh zikir juga dipergunakan untuk pengobatan pada pasien yang sakit jiwa dan merupakan autoterapi atas ketergantungan narkoba pada diri seseorang.

Hadits sebagai acuannya sebagai berikut, ”Sesungguhnya bagi setiap segala sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan sesungghuhnya alat pembersih hati (jiwa) adalah dzikir kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu yang lebih menyelamatkan dari siksa Allah dari pada dzikrullah” (HR. Baihaqi).

Dengan mengistiqomahkan zikir jahr dan dzikir khafi, makadzikir tersebut dapat menunjukkan komitmen seseorang untuk senantiasa menyebut Asma Allah dalam menanamkan suatu kesadaran bahwa tiada Tuhan Selain Allah.

Sedangkan, proses terjadinya penyadaran dan perubahan kondisi psikologis saat melaksanakan zikir dengan khusyu akan ditandai dengan kesempurnaan tujuh tingkat kesadaran (atau dikenal dengan tujuh macam nafsu), yaitu, nafsu ammarah, nafsu mulhimah, nafsu muthmainah, nafsu radhiyah, nafsu mardliyah, nafsu lawammah, dan nafsu kamilah.

Sementara itu, dengan memperbanyak ‘dzikrullah’ diharapkan akan memberikan pengalaman psikologis dan spiritual (ahwal) dan pada waktunya ahwal-ahwalini menjadi semakin permanen sebagai maqam hasil dari usaha untuk mempertahankannya.

Manfaat lain zikir sebagai pengobatan Nafza yang dilakukan di Pusat Thariqah banyak ilmuwan dan ahli kedokteran yang mencoba menulis hubungan antara doa dan zikir dan kesehatan fisik manusia.

Antara lain, orang-orang yang melakukan kegiatan keagamaan secara teratur dan memanjatkan doa kepada Tuhan mereka, ternyata resiko kematian akibat jantung koroner lebih rendah 50 persen.

Sedangkan, kematian akibat paru-paru (emphisema) lebih rendah 56 persen, kematian akibat penyakit hati (cirrhosis hepatis) lebih rendah 74 persen,dan kematian akibat bunuh diri lebih rendah 63 persen dibandingkan dengan orang yang jarang dan tidak melakukan aktivitas keagamaan secara rutin.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Larson dan kawan-kawan (1989), terhadap pasien yang memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi, diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kontrol lebih baik dan dikemukakan bahwa kegiatan agama seperti doa dan zikir mencegah dari hipertensi.

Di tempat berbeda, penelitian dr. Arman Yurisaldi Saleh, dengan berzikir akan menghilangkan nyeri serta menumbuhkan ketenangan dan kestabilan syaraf. Menurutnya aktivitas berzikir akan mempengaruhi otak dan selanjutnya melalui otak terjadi perbaikan fungsi-fungsi organ yang lain. Subhanallah.

Artikel ini ditulis oleh: