Analisis Politik Indostrategi Research and Consuling, Arif Nurul Imam dalam diskusi virtual bertajuk ‘PAN Merapat ke Jokowi: Manuver atau Dukungan Riil’ yang diselenggarakan Aktual.com pada Jumat (27/8) sore.
Analisis Politik Indostrategi Research and Consuling, Arif Nurul Imam dalam diskusi virtual bertajuk ‘PAN Merapat ke Jokowi: Manuver atau Dukungan Riil’ yang diselenggarakan Aktual.com pada Jumat (27/8) sore.

Jakarta, Aktual.com – Menjelang pemilihan presiden (Pilpres) pada 2024 mendatang, sejumlah tokoh baru mulai bermunculan di berbagai lembaga survey. Seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Puan Maharani, Budiman Sujatmiko, Sandiaga Uno, hingga Erick Thohir.

Menurut Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, para tokoh baru itu memiliki potensi untuk maju pada pilpres 2024. Arif menilai para tokoh muda ini potensial secara elektabilitas karena masuk dalam bursa pemilihan calon presiden (Capres).

“Itu kira-kira Capres muda yang potensial maju di 2024 jika dilihat dari sisi elektabilitas,” kata Arif dalam Dialog Aktual yang bertajuk ‘Pilpres 2024 dan Capres Muda’ pada Jumat (29/10) sore.

Arif mengatakan para capres muda ini memiliki peluang untuk meraup suara generasi milenial. Pasalnya, pada Pilpres 2024 nanti pemilih mayoritas atau sekitar 50 persen lebih berasal dari kalangan muda.

“Di (Pilpres) 2024 pemilih mayoritas di atas 50 persen berada di usia milenial. Sehingga capres-capres ini bisa lebih tanggap, memahami apa yang menjadi aspirasi generasi muda ke depan. Saya kira ini yang menjadi potensi bagi para capres muda untuk maju di 2024,” ujarnya.

Selain itu, Arif menuturkan isu perubahan menjadi isu yang populis untuk dijual oleh para capres muda ini.

Namun demikian, ia menambahkan, bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para capres muda. Seperti sistem politik di Indonesia yang masih Gerontokrasi, artinya para penentu kebijakan partai politik masih dipengaruhi oleh kalangan tua.

“Capres muda di Indonesia akan mengalami tantangan Karena sistem politik kita masih dipengaruhi oleh Gerontokrasi atau golongan tua. Karena para penentu kebijakan hampr di semua parpol oleh orang tua, sehingga akan menghambat rekomendasi kepada anak-anak muda,” tutur dia.

Kemudian tantangan selanjutnya, kata Arif, adalah soal tiket partai politik. Sebab menurutnya, hampir semua capres muda ini bukanlah berasal dari kader utama parpol.

“Tantangannya adalah bagaimana caranya menjaga dan mendongkrak elektabilitas mereka,” tutup Arif.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi