Jakarta, aktual.com – Ketua Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN, Arief Poyuono menilai bahwa isu-isu belakangan yang sedang marak diperbincangkan oleh Netizen terkait dengan BUMN khususnya dibidang perbankan karena ada yang ingin merusak BUMN.
“Hal-hal seperti ini masuk dalam ranah politisasi, pasti ada yang ingin bermain yang ingin menghabiskan BUMN, dengan memakai isu-isu yang hot,” ucapnya saat menghadiri dialog aktual.com, Selasa (5/7) sore.
Hal tersebut, menurut Arief, karena Bank BNI termasuk bank milik negara yang sahamnya sebagian besar dari negara dan publik, sehingga menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat terhadap isu tersebut.
“Alasan-alasan itu yang menjadikan karena dua bank ini milik negara, sahamnya milik negara dan publik sehingga menjadi komoditas bagi media dan netizen-netizen yang malah jadi masalah hukum nantinya,” ungkapnya.
Selain ada yang ingin merusak nama BUMN, menurut Arief, ada juga sentimen-sentimen dari grup-grup yang tidak puas dengan kinerja bank BNI atau kemungkinan ada pula pesaing dari Bomba Grup yang ingin merusak citranya.
“BNI menjadi rame karena mungkin ada sentiment grup-grup yang tidak puas dengan kinerja BNI malah mendorong sentimen tersebut dianggap bank bni ada kredit macet, juga mungkin ada pesaing dari bomba grup yang ingin merusak nama bomba grup,” ucap Arief.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain