Jakarta, Aktual.com – Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto berkomitmen untuk menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) apabila terpilih dalam Pemilihan Presiden 2024. Prabowo menyatakan bahwa langkah ini akan diwujudkan dengan meningkatkan produksi energi dalam negeri, khususnya dengan fokus pada pembuatan BBM berbahan dasar biofuel.
Prabowo menyampaikan bahwa kebutuhan solar dapat tercukupi dari hasil kelapa sawit. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa bensin dapat sepenuhnya berasal dari tebu.
“Kita satu-satunya negara di dunia, ini para pakar datang ke sini, yang nantinya 100 persen BBM kita dari hijau, biofuel, kelapa sawit, jagung, tebu,” ujar Prabowo saat acara dialog terbuka Muhammadiyah, Jumat (24/11).
“Kita tidak akan impor BBM lagi saudara sekalian,” sambungnya.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo menegaskan niatnya untuk melanjutkan program hilirisasi nikel yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Ia menyatakan keyakinannya bahwa melalui pengolahan nikel menjadi sel baterai, akan tercipta nilai tambah sebanyak 67 kali lipat.
Dengan potensi sumber daya tersebut, Prabowo berpendapat bahwa Indonesia dapat menghasilkan kendaraan listrik, bukan hanya sebagai pasar bagi negara lain, termasuk Jepang.
“Maaf Yang Mulia Duta Besar Jepang. Maaf, maaf, saya hormat sama Jepang. Tapi kita tidak mau jadi pasar Anda. Kita mau jadi mitra Anda. Kita mau jadi sahabat Anda,” ucap Prabowo.
Bukan hanya pada nikel, Prabowo menyatakan rencananya untuk melakukan proses hilirisasi pada komoditas lainnya, termasuk timah, bauksit, dan tembaga.
Bukan hanya pada nikel, Prabowo menyatakan rencananya untuk melakukan proses hilirisasi pada komoditas lainnya, termasuk timah, bauksit, dan tembaga.
Sebagai contoh, melalui proses hilirisasi industri nikel, Indonesia berhasil meningkatkan pendapatannya hingga 20 kali lipat. Prabowo juga menyatakan bahwa pendapatan Indonesia dapat meningkat hingga 79 kali lipat dengan menerapkan hilirisasi industri kelapa sawit.
“Penerimaan negara, kekayaan negara, meningkat drastis,” katanya.
Prabowo menyatakan bahwa pembangunan negara harus tetap berlanjut meskipun terjadi pergantian presiden. Menurutnya, progres pembangunan tidak dapat diukur hanya dalam satu atau dua periode pemerintahan.
“Pembangunan bangsa bukan dilaksanakan per lima tahun, bukan dilaksanakan per 10 tahun. Nation building adalah per generasi,” ujar Prabowo.
Artikel ini ditulis oleh:
Yunita Wisikaningsih