Ilustrasi: Petani membawa padi hasil panen di sawah yang terendam banjir luapan Sungai Batanghari di Jambi Timur, Jambi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc (ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)

Jambi, Aktual.com – Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Jambi mencatat bahwa luas lahan sawah yang masih produktif saat ini menyusut menjadi 61.119 hektare, padahal pada tahun 2019 mencapai 68 ribu hektare atau sekitar tujuh hektare telah beralih fungsi.

“Kami mencatat bahwa produktivitas lahan sawah di Provinsi Jambi semakin menurun, karena banyak petani beralih ke sektor perkebunan kelapa sawit. Meskipun pemerintah terus memberikan pendampingan kepada petani,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Jambi, Rumusdar, di Jambi, pada hari Senin(11/3).

Ia menjelaskan bahwa berkurangnya luas lahan sawah disebabkan oleh alih fungsi lahan karena infrastruktur yang kurang memadai, seperti keterbatasan air, sistem irigasi yang belum optimal, serta minat petani yang cenderung lebih tinggi pada perkebunan kelapa sawit yang dianggap lebih menguntungkan. Selain itu, kurangnya minat generasi milenial untuk menjadi petani juga turut berperan.

Menurutnya, secara ekonomi, satu hektare lahan sawah mungkin lebih menguntungkan daripada satu hektare perkebunan kelapa sawit, meskipun membutuhkan lebih banyak tenaga kerja seperti proses penanaman dan panen yang berulang setiap musim, sementara kelapa sawit bisa menghasilkan tanaman untuk waktu yang lebih lama, yakni sekitar 20-25 tahun.

Pemerintah Provinsi Jambi saat ini terus berupaya memberikan pemahaman dan dukungan kepada petani untuk meningkatkan sektor pertanian guna mencapai hasil panen yang berkualitas.

Dinas Pertanian dan Hortikultura Jambi menggunakan anggaran dari APBD dan APBN untuk memberikan bantuan kepada kabupaten dan kota, seperti bantuan benih padi untuk mencakup sekitar 10.000 hektare lahan sawah, dan bantuan mesin pertanian untuk meningkatkan hasil panen.

Gubernur Jambi, Al Haris, telah membentuk tim ketahanan pangan sektor hulu dan tim pengendali inflasi daerah untuk memantau perkembangan bantuan tersebut, dalam rangka meningkatkan produksi sesuai dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2024.

“Target produksi gabah kering giling pada tahun 2024 adalah sebesar 469.324 ton, dengan luas tanam yang ditargetkan mencapai 102.431 hektare, luas panen sekitar 94.950 hektare, dan produktivitas sekitar 4,943 kuintal per hektare,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan