Aceh, Aktual.com – Pemerintah Aceh berupaya jadikan lomba pacuan kuda di Dataran Tinggi Gayo jadi agenda nasional. Disampaikan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, upaya menjadikan lomba pacuan kuda tradisional itu sebagai aset budaya guna meningkatkan pariwisata.

“Pemerintah Aceh akan mengupayakan ke Pemerintah Pusat agar olahraga rakyat yang menjadi ciri khas tanah Gayo itu masuk dalam kalender tetap pariwisata nasional,” kata Zaini dalam pidato tertulis yang dibacakan Sekda Aceh Dermawan di sela-sela menutup lomba pacuan kuda yang berlangsung di lapangan Buntul Nege Blangsere, Kabupaten Gayo Lues, Minggu (20/9).

Dengan adanya agenda nasional tersebut, daerah Gayo bukan hanya terkenal di dunia dengan Tarian Saman, tapi juga terkenal dengan pacuan kuda. “Lomba pacuan kuda adalah identitas lokal dan semua mesti bertanggungjawab untuk melestarikannya. Insya Allah, kami akan memberikan dukungan secara khusus untuk pengembangan olahraga ini,” katanya.

Ia juga mengajak semua elemen menjaga agar budaya “pacu kude” tidak dirusak oleh perilaku yang melanggar hukum dan norma agama. Apalagi daerah Aceh telah menerapkan Syariat Islam.

“Kita harus berprinsip bahwa lomba ini adalah bagian dari budaya, olahraga dan hiburan, bukan arena judi atau bertaruh,” katanya.

Lomba pacuan kuda dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-70 dan Peringatan 10 Tahun MoU Helsinki (Damai Aceh) berlangsung sejak 14 September 2015 dan berakhir Minggu (20/9).

Dalam kegiatan tersebut turut hadir diantaranya Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim, Bupati Aceh Tengah Nasharuddin, Kepala Bappeda Aceh Prof Abubakar Karim dan Karo Humas Pemerintah Aceh HM Ali Alfata, jajaran Forkopimda dan sejumlah Kepala SKPK Gayo Lues.

Artikel ini ditulis oleh: