Surabaya, Aktual.com – Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Kebangsaan Wilayah Jatim, Lukman Ladjoni, menilai maraknya aksi dukungan kepada terpidana penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa memecah belah persatuan bangsa. Aksi itu umumnya diketahui dilakukan dengan menyalakan lilin.

“Saya menilai jika orang-orang yang selama ini berteriak intoleran, justru mereka sendiri yang intoleran. Dulu-dulu kan tidak ada seperti ini. Baru-baru ini ajakan?” kata Lukman Ladjoni, sesaat sebelum menjadi nara sumber dalam dialog wawasan kebangsaan di Surabaya, Selasa (16/5).

Dalam penilaiannya, aksi-aksi yang berlangsung di banyak daerah akhir ini seperti aksi lilin, sudah bukan lagi urusan politik. Namun, diduga ada oknum dibelakang yang sudah mengatur, dimana ada upaya minoritas yang didesign untuk menekan mayoritas.

“Jadi ada ‘grand design’ yang lebih besar. Jika aksi ini dibiarkan berlarut-larut, maka bahaya justru akan terjadi di tahun 2018.” lanjutnya.

Solusi untuk menetralisir kondisi bangsa yang seakan terpecah belah ini, lanjutnya, presiden Jokowi harus memanggil seluruh tokoh-tokoh utama, mulai tokoh etnis, tokoh agama dan tokoh-tokoh lainnya termasuk polri dan TNI untuk duduk bersama dan memberikan tanggung jawab sesuai koridornya.

“Semua tokoh harus dipanggil. Misalkan ada kelompok etnis yang berbuat intoleran, maka tokoh etnis harus bertanggung jawab. Misalkan lagi ada kelompok instansi yang berbuat intoleran, maka pimpinannya yang harus dipanggil dan bertanggung jawab. Jadi, jangan didatangi satu persatu. Tapi, panggil dan kumpulkan secara bersama-sama.” lanjutnya.

Jika kondisi bangsa berangsur seperti ini hingga berlarut-larut, masih kata Ladjoni, tidak menutup kemungkinan salah satu wilayah di indonesia pada tahun 2024, jumlahnya akan berkurang. Sebab, pada tahun tersebut, angkatan 66 yang pernah berjuang dengan semangat negarawan, tentunya sudah tidak banyak lagi karena termakan usia.

“Jika para angkatan 66 itu sudah tidak ada lagi, maka yang tersisa adalah angkatan 98 atau angakatan reformasi. Angkatan 66 bisa menjadi benteng karena semangat negarawan. Sementara angkatan reformasi lebih banyak mengandalkan pikiran dan logika. ” kata Ladjoni.

“Jadi, pertanyaan saya, apakah kalian yakin pada tahun 2024, merah putih akan tetap berkibar dari sabang sampai merauke? mudah-mudahan seperti itu.” tutupnya.

(Ahmad H Budiawan)

Artikel ini ditulis oleh: