Jakarta, Aktual.com — Dalam berbicara sepatutnya Muslim harus memiliki adab dan sopan santun, agar perkataan kita tidak menyakiti lawan bicara. Dan, berikut beberapa adab berbicara menurut Islam dari Ustad Muhamad Ikrom, di Jakarta.

1. Seluruh pembicaraan harus mengandung kebaikan. Di dalam Hadis Nabi Muhammad SAW disebutkan, “Barangsiapa yang beriman pada Allah SWT dan Hari Akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR. Bukhari Muslim).

2. Berbicara harus jelas dan benar. Sebagaimana dalam Hadis Aisyah Ra, “Bahwasanya perkataan Rasulullah SAW itu selalu jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar.” (HR. Abu Daud)

3. Seimbang dan menjauhi berlarut-larutan. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak bercakap dan berlagak dalam berbicara.” Maka dikatakan, Wahai Rasulullah kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab Nabi Muhammad SAW: “Orang-orang yang sombong.” (HR. Tirmidzi).

4. Menghindari banyak berbicara. Karena jika hal itu timbul khawatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il,

“Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami pada setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki, Wahai Abu Abdurrahman (gelaran Ibnu Mas’ud) seandainya anda mahu mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas’ud, Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku khuatir membosankan kalian, kerana aku pun pernah meminta yang demikian pada Rasulullah SAW dan beliau menjawab khawatir membosankan kami” (HR. Muttafaq ‘alaih).

5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan. Dari Anas Ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW jika berbicara maka Baginda mengulanginya hingga tiga kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi paham. Dan apabila Baginda mendatangi rumah seseorang maka baginda pun mengucapkan salam sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari.

6. Menghindari mengucapkan yang bathil. Berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhoi Allah SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi dan ia berkata hadis hasan shahih, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah).

7. Menjauhi perdebatan sengit. Berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Dan dalam Hadis lain disebutkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Aku jamin rumah di dasar Surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah Surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak Surga bagi yang baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)

8. Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat. Berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW, “Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji.” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih)

9. Menghindari banyak bercanda (bergurau). Menurut Hadis Rasulullah SAW, “Sesungguhnya seburuk-buruk orang di sisi Allah SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR. Bukhari)

10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelaran yang buruk. Berdasarkan ayat Al Quran, Al Hujjurat : 11, juga dalam Hadis Nabi Muhammad SAW, “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

11. Menghindari dusta. Bersumber dari Hadis Nabi Muhammad SAW, “Tanda-tanda munafik itu ada tiga, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR. Bukhari).

12. Menghindari ghibah (mengutuk) dan mengadu domba. Berdasarkan Hadis Rasulullah SAW, “Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah SWT yang bersaudara.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

13. Berhati-hati dan adil dalam memuji. Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW dari Abdurrahman bin Abi Bakrah dari bapanya berkata, Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka berkata Nabi SAW, “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!” (dua kali), lalu kata baginda SAW, “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah, Cukuplah si fulan, semoga Allah SWT mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun di sisi Allah SWT, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim).

Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata, Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu. Lalu berkata, Nabi Muhammad SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR. Muslim).

Artikel ini ditulis oleh: