Bandung, Aktual.com – Politisi PKS yang juga Gubernur Jawa Barat dua periode 2008-2013 dan 2013-2018 Ahmad Heryawan atau Aher, menuturkan hingga saat ini dirinya masih dalam posisi menunggu terkait isu dirinya yang diusung menjadi calon presiden/calon wakil presiden.

“Saya masih dalam posisi menunggu, tentu sisi persaingan terlihat. Sekarang sudah mulai tersisih yang delapan mengarah ke Pak Dr H Salim Segaf Al-Jufri dan mudah-mudahan terus berlangsung begitu sampai akhir, meskipun perubahan ada kemungkinan terjadi. Oleh karena itu, saya siap masuk ke kandidat DPR RI atau yang lainnya (pencapresan/cawapres),” kata Aher usai wisuda Program S3 di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad Dipati Ukur Kota Bandung, Selasa (31/7).

Ia menuturkan usai tanggal 10 Agustus 2018 akan diketahui keputusan apa yang akan diambilnya apakah tetap ikut serta dalam bursa capres/cawapres atau ikut serta bertarung menjadi calon anggota legislatif untuk DPR RI di Pemilu Legislatif 2019.

“Saat yang sama ada perbincangan capres cawapres, mudah-mudahan tanggal 10 Agustus berakhir, saya mau di mana DPR RI atau capres cawapres meskipun saya di survei internal saya menempati urutan ke satu dengan suara terbanyak,” kata dia.

Akan tetapi, menurut dia, adanya komunikasi politik antara partai politik bisa membuat hal tersebut berubah seperti adanya ijtima ulama yang mengusulkan politisi PKS lainnya yakni Salim A Segaf sebagai calon wakil presiden untuk mendamping Prabowo di Pilpres 2018.

“Tentu berikutnya adalah perbincangan politik, ada pihak-pihak terutama pihak koalisi termasuk dengan masyarakat umum atau dalam hal ini disebut keumatan, membuat peristiwa ijtima dan merekomendasikan Pak Salim. Makanya kita tunggu, sampai hari ini tentu pembicaraan terus berlangsung antara parpol koalisi mudah-mudahan ujungnya bagus bisa menghadirkan calon yang bisa jadi pemenang di 2019,” kata dia.

Secara pribadi, kata Aher, pihaknya menghormati keputusan hasil ijtima ulama. “Bagaimana pun juga kita hormati keputusan tersebut tapi akan masih ada pembicaraan terus berkembang. Tentu kita seluruhnya menghormati mekanisme partai,” kata Aher.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: