Lubukbasung, Aktual.com – Ahli bunga Rafflesia Universitas Bengkulu Dr Agus Susatya, meneliti untuk mengetahui jenis bunga Rafflesia yang ditemukan di Hutan Cagar Alam Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

“Penelitian ini dilakukan guna mendapatkan data lapangan dari tumbuhan langka dan dilindungi tersebut. Kita bersama-sama dengan personel Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar untuk meneliti Rafflesia tersebut selama tiga hari dimulai pada 14-16 Desember 2017,” katanya di Lubukbasung, Jumat (15/12).

Penelitian ini juga untuk menentukan jumlah populasi Rafflesia di Hutan Cagar Alam Maninjau.

Menurutnya bunga Rafflesia yang hidup di daerah ketinggian 1.704 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu bukan jenis Rafflesia Arnoldii.

Dugaan sementara berdasarkan pengamatan visual lebih mendekati kepada jenis Rafflesia Tuan Mudae yang tumbuh di Sarawak, Malaysia.

“Rafflesia ini tidak ada di wilayah Sumatera,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Khairil Ramadhan menambahkan berdasarkan hasil penelitian itu, BKSDA Sumbar akan segera menyusun rencana pengembangan dan tindakan pembinaan habitat.

“Dengan temuan Rafflesia ini maka menambah kekayaan keanekaragaman hayati dari Hutan Cagar Alam Maninjau,” ujarnya.

Bunga Rafflesia tersebut ditemukan oleh masyarakat Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, saat meninjau lokasi sumber air untuk Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada Kamis (19/10).

Saat itu warga menemukan benda berwarna merah dan warga mencoba untuk menghindari lokasi itu.

“Mereka mengira benda itu merupakan sisa daging ternak yang dimangsa harimau Sumatera, karena di lokasi tersebut merupakan daerah konflik antara harimau dengan ternak warga pada Maret 2017,” katanya.

Namun menjelang mereka pulang, salah seorang dari mereka mencoba untuk melihat dan ternyata benda tersebut merupakan tumbuhan.

Setelah itu warga melaporkan temuan itu ke BKSDA dan BKSDA menurunkan tim untuk melakukan identifikasi pada Selasa (24/10).

“Saat tim ke lokasi, kita menemukan 21 bunga Rafflesia tersebut berbagai ukuran,” katanya.

Setelah itu, pihaknya melakukan konsultasi dengan Ahli Bunga Rafflesia Universitas Bengkulu semenjak ditemukan bunga langka itu.

“Kita mengirimkan data untuk mengetahui dari tumbuhan itu,” tambahnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: