Jakarta, Aktual.co — Pengamat politik Ray Rangkuti menanggapi persoalan Ahok yang kerap menarik perhatian masyarakat karena gaya bicara dan bahasanya yang blak-blakan dan terkesan arogan. Menurutnya, untuk menyikapi wajar atau tidaknya sikap Ahok tersebut tergantung pada kultur mana yang melihat.
“Tergantung kultur mana yang melihat. Mungkin kalau disini (Jakarta) agak kaget dengan sikap Ahok seperti itu, tetapi kalau di Sumatera ya mungkin sikap Ahok itu ya dianggap biasa saja,” ujar Ray ketika dihubungi, Sabtu (18/10).
Ray mengatakan, bagian terpenting dari Ahok adalah bukan dari gaya bicaranya tetapi dari isinya, apakah sesuai dengan substansinya dan apakah menyalahi peraturan dan adat istiadat atau tidak. Dengan begitu, penilaian terhadap Ahok akan lebih objektif.
“Cara yang benar menilainya adalah dengan melihat benar atau tidak substansinya, apakah menyalahi peraturan atau tidak. Kan kalau begitu penilaiannya bisa lebih objektif,” ujarnya.
Ray juga menanggapi pernyataan Ahok beberapa waktu lalu yang meminta petugas kepolisian untuk tidak segan untuk menembak di tempat bagi pelaku anarkis yang mengancam nyawa banyak orang. Pernyataan Ahok tersebut menimbulkan bermacam-macam reaksi dari masyarakat, ada yang menganggap wajar, adapun yang menganggap itu tidak wajar untuk diucapkan oleh Ahok yang merupakan seorang pemimpin.
Kembali lagi, Ray mengatakan segala sesuatu yang diucapkan Ahok harus dilihat lagi kepada konteksnya. “Harus dilihat konteksnya seperti apa, kan kalau dipenggal seperti itu kesannya jadi tidak elok. Jadi orang selalu melihat kata ‘ditembaknya’ itu. Makanya kembali lagi ke konteksnya, dasar dia (Ahok) ngomong begitu seperti apa, tujuannya seperti apa,” ujarnya.
Ray kemudian memberikan saran kepada Ahok, untuk mengurangi sikapnya yang terlalu banyak berpolemik oral, karena jika Ahok terus menanggapi komentar semua hal, maka ia akan menjadi orang yang tidak fokus.
“Saran saya, Ahok jangan terlalu banyak berpolemik oral dengan menanggapi semua hal, itu akan membuat dia jadi orang yang tidak fokus,” ujarnya.
Ahok disarankan untuk membuktikan semua program-program dan kebijakannya tidak dengan omongan, tetapi dengan kerja nyata. Apabila kerja nyata dilakukan dan berhasil dijalankan, maka dengan begitu, segala kritikan yang datang akan meredam dengan sendirinya.
“Lebih baik Ahok buktikan saja dengan kerja nyata. Kalau misalkan kemacetan bisa berkurang, banjir bisa berkurang, dengan sendirinya kritikan-kritikan yang selama ini datang dari masyarakat akan mereda karena sudah ada hasilnya,” ujarnya.