Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Seskab Pramono Anung (kanan) memimpin Rapat Terbatas bersama Menteri Kabinet Kerja bidang Ekonomi membahas kebijakan pemangkasan izin ivestasi sebagai implementasi Paket Kebijakan Ekonomi II di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/10). Pemerintah juga menyiapkan Paket Kebijakan Ekonomi III berupa stimulus dan insentif jangka pendek dan panjang kepada masyarakat dan dunia usaha yang diharapkan dapat diterbitkan awal Oktober 2015. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati menilai Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) Jilid I dan II pemerintah beberapa saat lalu, serta rencana akan diluncurkannya paket jilid III Kamis besok hanya berfokus pada target jangka menengah saja.

Pasalnya, menurut Enny, Paket Kebijakan tersebut belum terlalu dirasakan dampaknya secara signifikan dan menyeluruh oleh masyarakat Indonesia secara luas.

“Kita membutuhkan obat yang dapat menyembuhkan perekonomian kita, dan obat itu berupa upaya target pelaksanaan jangka pendek oleh pemerintah pusat,” ujar Enny saat dihubungi Aktual.com di Jakarta, Selasa (6/10).

Sikap pesimis ini jelas dirasakan Enny selaku pengamat ekonomi, mengingat sejak diluncurkannya dua paket Kebijakan Ekonomi yang diimplementasikan secara bertahap sejak September 2015 lalu nyatanya belum mampu menstabilkan kondisi kepercayaan pasar terhadap pemerintah.

Oleh sebab itu, wajar jika dalam hal ini Enny mengusulkan penting adanya obat yang sangat mujarab untuk pemerintah agar segera fokus merealisasikan target-target jangka pendek, salah satunya yaitu mengembalikan daya beli masyarakat dengan menstabilkan kondisi perekonomian pasar Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan