Menko Darmin: Rupiah Menguat Karena Upaya Spekulasi Berhenti
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Jelang pengumuman Rapat The Fed tidak sepenuhnya membuat laju USD tidak terlalu menguat karena mampu diimbangi oleh terapresiasinya laju EUR-USD dan GBP-USD. Akan tetapi, tidak sepenuhnya mampu membuat laju Rupiah mampu bertahan di zona hijau sepanjang sesi perdagangan. Meski sempat menguat namun, kembali berbalik melemah di akhir sesi. Belum adanya sentimen positif dari dalam negeri yang dapat dijadikan pegangan membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual.

“Pada perdagangan Jumat (18/9) Rupiah masih berpeluang melemah namun, diharapkan hanya melemah tipis sebagai respon atas ketidakpastian pengumuman The FED. Laju Rupiah diperkirakan di bawah target support Rp14.450,” ujar Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (18/9).

Menurutnya, masih melemahnya laju Rupiah tidak terlalu menjadi penghalang penguatan IHSG. Penguatan saham-saham di sektor konsumer dan beberapa bank cukup membuat laju IHSG dapat bertahan di zona hijaunya.

“Sedangkan kurs tengah BI diprediksi berada di kisaran Rp 14.450-14.436,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka