Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi 8 DPR RI, Sodik Mudjahid menilai, umat Islam kembali memberi kado kepada NKRI dengan sebuah model demo Pancasila atas aksi Bela Islam 411 dan aksi 212.

Yakni demo yang religius, damai, bermoral tinggi, saling menghargai antara pendemo dan aparat keamanan. Dengan tetap bisa menyampaikan misi serta konten demo secara gamblang, yaitu tuntutan penegakan hukum yang adil dan disampaikan dalam bentuk khutbah oleh Imam Besar FPI, Habib Rizieq yang juga pemimpin tertinggi aksi tanpa nuansa provokasi.

Sodik berharap, aksi tersebut menjadi model demo-demo kedepan di wilayah hukum negara NKRI. Menurut dia, hal itu tercapai karena kedewasaan para pemimpin aksi serta perubahan pendekatan aparat keamanan dalam mengantisipasi demo.

“Semua umat beragama di Indonesia mempunyai potensi dan kemampuan untuk menggelar demo Pancasila. Ini jika aparat keamanan melakukan pendekatan yang tepat,” ujar Sodik di Jakarta, Senin (5/12).

Akan tetapi, lanjutnya, kado model demo yang indah ini akan berubah 180 derajat jika para pendemo merasakan adanya ketidakadilan dan diskriminasi dalam proses hukum tersangka penista agama, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Karenanya, Sodik meminta kepada aparat keamanan agar mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang perilaku bangsa. Baik suku persuku atau agama per agama, agar aparat bisa memahami lebih baik cara mereka mengeksperikan aspirasinya.

Sehingga, tidak melakukan kebijakan dan tindakan yang salah seperti yang terjadi sebelum aksi 4 November dan jelang aksi 2 Desember yang sempat membawa ketegangan sebelum akhirnya terjadi kesepakatan.

“Kita berharap kedepan penegakan hukum berjalan sangat adil kepada semua pihak, sehingga tidak perlu tekanan berupa demo walau demo super damai yang tetap menyita energi bangsa,” pungkas Sodik. (Nailin In Saroh)

Artikel ini ditulis oleh: