Jakarta, Aktual.com — Puluhan ribu warga Malaysia melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menuntut agar PM Najib Razak turun karena diduga melakukan tindak pidana korupsi RM 2,6 miliar atau lebih dari Rp 9 triliun ke rekeningnya.

Aksi yang disebut Bersih 4 itu akan berlanjut hingga hari Minggu (30/8). Dan sebagian demonstran siap untuk bertahan di posisi mereka sepanjang malam. Salah seorang penyelenggara aksi, Maria Chin Abdullah menuntut agar Perdana Menteri Najib Razak mundur secepatnya.

“Tujuan kita adalah agar Najib ‘undur’,” kata Chin dalam orasinya di hadapan para demonstran.

“Kita sampaikan pesan bagi para anggota parlemen dan partai politik dan siapapun di parlemen, bahwa kita inginkan diajukannya mosi tidak percaya untuk Najib,” katanya pula. Kemudian massa menyahutnya dengan teriakan, “setujuuuu!”

Salah satunya, Fathi Faruq, seorang insinyur berusia 27 tahun. Saat berbicara kepada Ging Ginanjar dari BBC, dia berada di Jalan Tuanku Abdul Rahman. Dia sudah datang sejak pagi, bersama sejumlah kawannya.

“Saya ingin mengungkapkan pendapat saya, seperti banyak kawan lainnya, yang menginginkan pemerintahan yang bersih, karenanya saya pikir PM Najib harus turun.”

Untuk itu, dia akan bertahan selama mungkin dalam aksi yang akan berlangsung hingga Minggu. Sabtu (29/8) malam, katanya, akan ada sejumlah orasi yang dia akan hadir.

“Sebetulnya turunnya Najib tidaklah cukup,” kata Faruq pula.

“Kalau pun dia turun, terus diganti timbalan (wakil)nya, dan pemerintahan berjalan sama saja, ya tidak ada artinya.”

“Kami ingin terjadinya suatu evolusi, atau reformasi, agar politik Malaysia lebih matang dan maju,” kata dia.

Dia menunjuk empat tuntutan Bersih 4 yang juga terpampang di berbagai tempat, juga di punggung kaos kuning para pengunjuk rasa: Pilihan Ray (Pemilu) Bersih, Kerajaan (pemerintahan) Bersih, Selamatkan Ekonomi, Hak Membantah (Berpendapat).

“Saya kira Najib harus mundur, pemerintahan bubar, dilangsungkan Pemilu Sela” kata Fathi Faruq.

Dan yang harus diperjuangkan terus untuk Malaysia, kata Fathi lagi, adalah hak membantah, atau kebebasan berpendapat, yang selama ini sangat dibatasi di Malaysia.

Bagaimana kalau PM Najib kukuh tak mau mundur?

“Tak soal. Mahathir dulu 20 tahun berkuasa, kami berjuang lama, akhirnya dia mundur. Jadi kami akan berjuang terus,” kata Fathi Faruq.

Para aktivis pro demokrasi dari kelompok Bersih4 juga menggelar aksi di kota-kota besar lain seperti di Kota Kinabalu dan Kuching.

Pihak keamanan semula menolak memberikan izin demonstrasi yang diajukan kelompok Bersih4.

Namun toh unjuk rasa berlangsung tanpa insiden, kendati penjagaan keamanan tampak ketat di seantero kota.

Hari Sabtu ini bertepatan pula dengan gladi resik perayaan Hari Merdeka Malaysia yang ke 58.

PM Najib dalam blognya mengatakan ia tak ingin adanya “provokasi,” dan bahwa “apapun ketidak-sepakatan dan kesalah-pahaman di antara kita, Hari Merdeka tidaklah pantas digunakan sebagai panggung bagi sengketa politik.

PM Najib dituding menerima RM2,6 miliar, dari 1MDB, lembaga yang ia dirikan tahun 2009 untuk mencoba membuat Kuala Lumpur menjadi sebuah pusat keuangan.

Para menteri mengatakan, tak ada yang keliru ihwal dana itu karena merupakan “sumbangan politik” biasa dari sumber-sumber Timur Tengah, yang tak disebut identitasnya. 1MDB sendiri mengatakan tak pernah memberikan uang pada PM Najib dan menuding semua tuduhan itu sebagai “tak berdasar.”

PM Razak dan mantan orang kuat Mahatir Mohamad yang kini menyerukan agar mundur. Namun bekas orang kuat Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa dia tak percaya uang itu merupakan sumbangan, dan menyerukan PM Najib untuk mundur.

Sejauh ini PM Najib masih menikmati dukungan penuh koalisi Barisan Nasional yang berkuasa, serta partainya, UMNO. Awal bulan ini, pihak berwenang membekukan dua surat kabar dan memblokade akses terhadap situs web yang melaporkan skandal menyangkut 1MDB. Langkah ini menimbulkan protes besar.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu