Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11). Ledakan bom tersebut menyebabkan lima orang terluka yang semuanya merupakan masih anak-anak, empat diantaranya mengalami luka bakar parah dan seorang terduga pelaku peledakan berhasil ditangkap warga. ANTARA FOTO/Amirulloh/pras/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Farouk Muhammad mengutuk penyerangan bom molotov di Gereja Oikumene di Samarinda pada hari Minggu, (13/11), yang telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Disisi lain, dirinya menyesalkan deteksi dini intelijen yang belum optimal dalam mencegah aksi teror tersebut.

“Saya menyesalkan peristiwa tersebut bisa terjadi dikala kondisi keamanan dalam keadaan waspada terkait gerakan 411. Ini mengindikasikan kecolongan intelijen dalam mendeteksi aksi teror, apalagi terjadi di Kaltim yang sudah merupakan salah satu basis teroris,” ucap Farouk di Jakarta, Rabu (16/11).

Mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini mendesak aparat keamanan untuk mengungkap jaringan pelaku teror Gereja tersebut. Ia pun menghimbau kepada elit bangsa agar peristiwa itu tidak perlu mencoreng persatuan dan terus mendoakan korban yang saat ini belum sepenuhnya pulih.

“Saya menghimbau kepada para tokoh dan elit bangsa untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif. Diantaranya dengan menghindari komentar-komentar yang berpotensi menyebabkan konflik,” pungkas Senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.

Seperti diketahui, ledakan bom molotov terjadi di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).  Kejadian tersebut melukai lima orang dimana empat orang diantaranya adalah anak-anak, dan salah satunya meninggal dunia.

(Laporan: Nailin)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka