Jakarta, aktual.com – Dalam rangka memperingati 27 tahun Reformasi 1998, para aktivis lintas generasi akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi dengan tema “Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi.” Kegiatan ini rencananya akan dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, seperti Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Puan Maharani, serta tokoh aktivis senior Hariman Siregar yang akan bertindak sebagai keynote speaker. Selain itu, juga dijadwalkan hadir sejumlah pembicara antara lain Rocky Gerung, Dr. Syahganda Nainggolan, Prof. Dr. Robertus Robet, Andi Rahmat, Feri Amsari, Habiburokhman, Melki Laka Lena, Masinton Pasaribu, Ester Indahyani, Salamuddin Daeng, dan Asfinawati.

Sarasehan ini digelar sebagai bentuk refleksi atas perjalanan Reformasi yang telah mengubah wajah Indonesia dari sistem otoriter menuju sistem demokrasi.

“Kami menilai sepanjang 27 tahun reformasi itu, Indonesia telah mencapai demokratisasi, terutama demokrasi politik. Indonesia menerapkan pemilihan langsung Presiden, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kepala Desa, DPR-RI, DPRD, dan DPD-RI. Kemerdekaan berserikat mendirikan partai politik hingga ormas dan serikat pekerja dijamin. Demikian juga kemerdekaan berpendapat dan kemerdekaan pers juga berjalan,” ujar Juru Bicara Fasilitator Sarasehan Peringatan Reformasi 1998, Gigih Guntoro, Senin (19/5).

Meskipun demikian, Gigih juga menyampaikan sejumlah catatan kritis atas kondisi demokrasi Indonesia saat ini.
“Kami memandang sepanjang 27 tahun reformasi itu, rakyat memang telah menikmati demokrasi politik, tentu dengan berbagai kritik terkait demokrasi politik yang dibajak oleh oligarki pemodal, demikian juga kritik terkait money politic dalam setiap pelaksanaan pemilihan umum, baik Pilpres, Pileg maupun Pilkada dan Pilkades,” katanya.

Ia menambahkan bahwa capaian demokrasi politik seharusnya bisa menjadi landasan bagi tercapainya demokrasi ekonomi.

“Kami memandang demokrasi politik yang telah dicapai tersebut menjadi modal dasar dalam melakukan akselerasi demokrasi ekonomi. Namun, ibarat lokomotif yang menarik gerbong sejarah, gerbong demokratisasi ekonomi masih tertinggal jauh,” ucapnya.

Gigih juga menyinggung dampak liberalisasi ekonomi yang muncul pasca Reformasi 1998, khususnya setelah pemerintah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan IMF.

Menurutnya, “reformasi 1998 memang telah mengundang datangnya liberalisasi ekonomi yang ditandai dengan penandatanganan LOI antara pemerintah Indonesia dengan IMF. Masuknya IMF dengan LOI ketika itu menuai banyak kritik. Pendapat sejumlah pakar ekonomi politik menilai hal itu telah menjauhkan gerbong demokratisasi ekonomi dari lokomotif penggerak sejarah peradaban bangsa.”

Ia juga menyoroti kesenjangan antara akses politik dan akses ekonomi yang dinikmati rakyat.

“Sepanjang 27 tahun reformasi itu, rakyat memang diberi akses di bidang politik. Rakyat bebas memilih dan dipilih dengan kompetisi bebas. Namun, akses terhadap hajat hidup ekonomi dan kesejahteraan masih jauh dari harapan dan cita-cita kemerdekaan 1945. Memang terjadi situasi paradoksal, kita sangat kaya sumber daya alam, tapi rakyat kita tidak menikmatinya,” lanjutnya.

Sebagai penutup, Gigih menyampaikan maksud dari pelaksanaan sarasehan ini.

“Karena itu kami dari aktivis 1998 dari berbagai kelompok dan daerah akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi dengan tema ‘Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi’. Maksud dari tema sarasehan ini adalah untuk ‘mencari alur demokrasi ekonomi dari reformasi kita’,” katanya.

Gigih juga mengajak seluruh aktivis lintas generasi untuk hadir dan memberikan kontribusi pemikiran dalam acara tersebut.
“Kami mengundang dengan hormat kepada seluruh aktivis lintas generasi untuk urun pendapat dalam sarasehan yang rencananya dihadiri oleh Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Puan Maharani dan tokoh aktivis senior Hariman Siregar yang bertindak sebagai keynote speaker. Sejumlah pembicara dipastikan hadir Rocky Gerung, Dr. Syahganda Nainggolan, Prof. Dr. Robertus Robet, Andi Rahmat, Feri Amsari, Habiburokhman, Melki Laka Lena, Masinton Pasaribu, Ester Indahyani, Salamuddin Daeng, Asfinawati,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain