Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah) bersama Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (kiri) dan Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid (kanan) saat mendeklarasikan dukungan kepada Ahok menjadi Gubenur DKI Jakarta di DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Kamis (24/6/2016). Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi DKI Jakarta menyerahkan dukungan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar kepada bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP Partai Golkar Agun Gunanjar mengungkapkan bahwa dukungan yang diberikan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan strategi terbaik yang diambil partainya.

DKI Jakarta menurutnya berbeda dengan Propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat ataupun wilayah lainnya, sebab Jakarta merupakan barometer politik nasional.

“Dalam membangun partai politik, pilkada adalah sarana memenangkan untuk Pileg dan Pilpres. Banten dan Jabar berbeda dengan DKI. Kita melihat kondisi obyektif Jakarta, hanya dengan menjadikan Ahok sebagai magnet pemerintahan ketemu secara nasional. Kita melihat aspirasi rakyat saat ini ada pada Ahok,” katanya dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (25/6).

Disampaikan Agun, sejak awal partainya tidak mendikotomikan calon independen dan calon partai politik pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Sebab bagaimanapun kedaulatan berada ditangan rakyat. Demokrasi bukan hanya ditangan partai politik, melainkan juga melalui jalur independen atau perseorangan.

Golkar yang terlibat dalam penyusunan legislasi yang mengatur Pilkada di DPR RI melihat bahwa semuanya dikembalikan kepada kesejahteraan rakyat. Bukan semata-mata berjuang untuk parpol, melainkan juga kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Golkar mendengarkan aspirasi rakyat di DKI Jakarta.

Terlebih, hasil survei menunjukkan Ahok sebagai calon terkuat sebagai Gubernur DKI Jakarta ke depan. Fakta itulah yang kemudian ditangkap Partai Golkar dengan memberikan dukungan kepada Ahok secara matang. Baik sisi kecerdasan, ketepatan dan kecepatan menentukan pilihan.

“Kita bayangkan dalam Pilkada 2017, terlambat (sedikit) saja bagi Golkar dalam menentukan sikap, sudah bisa dibayangkan. Kira-kira begitu,” demikian Agun yang juga Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby