Aljeirs, Aktual.co —Aljazair dan Niger akan “menyatukan” sumber daya mereka untuk mengatasi meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok milisi di wilayah Sahel, menurut Presiden Niger Mahamadou Issoufou, Senin. “Kami telah sepakat untuk memobilisasi dan menyatukan kemampuan operasional dan intelijen untuk menghadapi ancaman teroris dan organisasi kriminal,” kata Issoufou di Aljiers setelah pertemuan dengan timpalannya dari Aljazair Abdelaziz Bouteflika.

“Aljazair dan Niger berbagi 1.000 kilometer (600 mil) perbatasan dan memiliki wilayah gurun besar yang membutuhkan pengamanan,” tambahnya. Para pemimpin itu membahas situasi di negara tetangganya, Libya, yang telah diguncang oleh pertempuran sengit antara pasukan yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional dan milisi terutama Islam, serta situasi di Mali.

Niger adalah salah satu dari lima negara Sahel yang menyerukan intervensi internasional di Libya, yang jatuh ke dalam kekacauan sejak aksi yang didukung kuat NATO untuk menggulingkan Moamer Kadhafi pada 2011, “guna menetralisir kelompok bersenjata”. Aljazair sementara itu menyerukan dialog nasional dan penguatan lembaga-lembaga demokrasi di negara Afrika Utara.

Artikel ini ditulis oleh: