Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menilai Ambon layak menjadi Kota Musik Dunia. Hal tersebut di sampaikannya saat meresmikan Studio Rekaman Musik Internasional di Universitas Pattimura, dan Gedung Pertunjukan Musik Etnik di IAIN Ambon. Bamsoet panggilan akrab politisi Golkar itu berpendapat Ambon mempunyai pijakan sejarah yang kuat untuk mewujudkan niatnya menjadi Kota Musik Dunia.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menilai Ambon layak menjadi Kota Musik Dunia. Hal tersebut di sampaikannya saat meresmikan Studio Rekaman Musik Internasional di Universitas Pattimura, dan Gedung Pertunjukan Musik Etnik di IAIN Ambon. Bamsoet panggilan akrab politisi Golkar itu berpendapat Ambon mempunyai pijakan sejarah yang kuat untuk mewujudkan niatnya menjadi Kota Musik Dunia.
Ambon, Aktual.com  – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menilai Ambon layak menjadi Kota Musik Dunia. Hal tersebut di sampaikannya saat meresmikan Studio Rekaman Musik Internasional di Universitas Pattimura, dan Gedung Pertunjukan Musik Etnik di IAIN Ambon.
Bamsoet panggilan akrab politisi Golkar itu berpendapat Ambon mempunyai pijakan sejarah yang kuat untuk mewujudkan niatnya menjadi Kota Musik Dunia.
Apalagi Kota Ambon atau Maluku pada umumnya, telah menghasilkan banyak penyanyi hebat Indonesia. Bob Tutupoli, Bruri Marantika, Grace Simon, Harvey Malaiholo, dan Ruth Sahanaya serta sejumlah artis yang berasal dari daerah ini.
“Saya bahagia sekali bisa meresmikan Studio Rekaman Musik berskala internasional di Universitas Pattimura dan Gedung Pertunjukan Musik Etnik di IAIN Ambon. Kedua infrastruktur ini bisa mendukung mewujudkan Kota Ambon sebagai Kota Music Dunia,” ucap Bamsoet di Universitas Pattimura Ambon, Sabtu (17/3).
“Saya yakin, di Ambon masih banyak lagi musisi yang hebat. Studio rekaman dan gedung pertunjukan ini harus dijadikan alat menggali dan mengembangkan kreatifitas masyarakat,” sambung dia.
Menurut Bamsoet, dari segi sumber daya manusia, Kota Ambon punya modal yang kuat menuju kota musik dunia. Demikian pula, kultur daerah ini juga sangat kondusif.
“Bagi orang Ambon atau Maluku secara umum, menjadi penyanyi adalah sebuah kebanggaan yang dapat memperbaiki nasib dan kehidupan ekonomi,” ujarnya.
Pencanangan Ambon sebagai Kota Musik Dunia ini sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2011.
Lebih lanjut Bamsoet menuturkan, dengan dukungan pemerintah pusat melalui Badan Ekonomi Kreatif, di tahun 2019 mendatang dorongan Ambon sebagai Kota Musik Dunia akan didaftarkan secara resmi ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Setelah didaftarkan, UNESCO akan meninjau langsung untuk menilai apakah Ambon layak atau tidak mendapatkan predikat Kota Musik Dunia. Kita masih punya waktu satu setengah tahun membenahi berbagai infrastruktur maupun meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. DPR siap memberikan bantuan, baik dari segi legislasi, anggaran, maupun koordinasi dengan pihak terkait,” terang Bamsoet.
Dukungan ini disampaikan Bamsoet karena masyarakat Ambon dinilainya sudah memiliki DNA musik. Karena itu, sudah menjadi tugas semua pihak untuk meningkatkan denyut nadi aktivitas masyarakat agar senantiasa kental dengan rasa musik.
“Tak hanya sekadar festivalisasi maupun gebyar acara, musik bagi masyarakat Ambon sudah menjadi bagian dari nafas kehidupan. Ini modal kekuatan yang luar biasa. Ditambah sinergitas dan dukungan berbagai pihak, saya yakin impian Ambon sebagai Kota Musik Dunia dapat segera terwujud,” tambahnya.
Hadir dalam acara peresmian tersebut antara lain anggota DPR RI asal Maluku Michael Wattimena, Plt Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, Wakapolda Maluku Brigjen Pol Hasanudin, Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies, Deputi V Badan Ekonomi Kreatif Ari Julianto Gema, jajaran rektorat dan civitas akademika dari Universitas Pattimura dan IAIN Ambon serta para tokoh masyarakat.
Reporter: Fadlan Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka