Warga Palestina berjalan di atas puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di daerah El-Remal di Kota Gaza

Kairo, Aktual.com – Israel menghadapi tekanan yang semakin meningkat dari Amerika Serikat untuk menghindari serangan lebih lanjut terhadap warga sipil Palestina dalam serangannya melawan militan Hamas di Gaza.

Pada Minggu ini, tidak ada tanda-tanda kemajuan yang terlihat dari kedua pihak yang berseteru dalam usaha untuk memulihkan gencatan senjata yang sebelumnya telah gagal.

Saat pasukan Israel menyerang wilayah tersebut setelah gencatan senjata sementara gagal, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyatakan keprihatinan atas jumlah warga Palestina tak bersalah yang terbunuh di Gaza. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, juga menyatakan bahwa melindungi warga sipil adalah “tanggung jawab moral” yang harus diemban oleh Israel.

Pernyataan dari pejabat senior Amerika pada hari Sabtu ini meningkatkan tekanan dari Washington kepada Israel untuk lebih berhati-hati saat memindahkan fokus serangan militernya ke bagian selatan Jalur Gaza yang terkepung.

Dengan pertempuran baru yang telah memasuki hari ketiga, kekhawatiran masyarakat tumbuh mengenai pemboman udara dan serangan artileri yang mungkin hanya merupakan awal dari operasi darat Israel di bagian selatan Jalur Gaza.

Hal ini dapat mengarah pada situasi di mana warga terjepit di wilayah yang semakin menyusut, dan mereka mungkin terpaksa melintasi perbatasan ke Mesir.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 193 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak berakhirnya gencatan senjata selama seminggu pada Jumat. Angka tersebut menambah total lebih dari 15.000 warga Palestina yang tewas sejak dimulainya perang.

Israel telah bersikeras untuk mengeliminasi Hamas setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok tersebut pada 7 Oktober di selatan Israel, yang mengakibatkan kematian 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.

Dalam pidatonya di Dubai, Harris menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, tetapi penting untuk menghormati hukum internasional dan prinsip kemanusiaan. Harris menekankan bahwa terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah kehilangan nyawa dalam konflik tersebut.

“Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil, serta gambar dan video yang berasal dari Gaza, sangat menyedihkan,” kata Harris kepada wartawan.

Austin mengemukakan pernyataannya yang mungkin merupakan yang paling tegas hingga saat ini tentang pentingnya bagi Israel untuk menjaga keselamatan warga sipil di Gaza. Ia menyebut hal tersebut sebagai “tanggung jawab moral dan keharusan strategis.”

“Jika Anda mengarahkan mereka (warga sipil) ke tangan musuh, Anda mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis,” kata Austin pada forum pertahanan di Simi Valley, California.

Austin, yang telah berkomitmen bahwa Amerika Serikat akan menjadi “teman terdekat” Israel, juga menegaskan bahwa ia mendesak para pejabat Israel untuk secara signifikan meningkatkan akses Gaza terhadap bantuan kemanusiaan.

Dalam konferensi pers di Tel Aviv pada hari Sabtu (2/12), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel terus berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan organisasi internasional untuk menentukan “zona aman” bagi warga sipil di Gaza.

“Ini penting karena kami tidak punya keinginan untuk merugikan warga. Kami memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menyakiti Hamas,” katanya.

Amerika Serikat semakin vokal bahwa Israel harus mempersempit zona tempur dalam setiap serangan di Gaza selatan dan memastikan zona aman bagi non-kombatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain